Solo (ANTARA) - Wali Kota Surakarta Respati Ardi menindaklanjuti keluhan soal tradisi acara wisuda di tingkat sekolah menengah pertama (SMP).
Di sela sidak di SMPN 7 Surakarta di Solo, Jawa Tengah, Selasa ia mengaku pertama kali mengetahui keluhan tersebut dari kanal Lapor Mas Wali.
"Seminggu sekali saya mempelajari Lapor Mas Wali. Minggu ini topnya, nomor satu soal keberatan orang tua atas acara wisuda," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya langsung melakukan sidak di SMPN 7 Surakarta karena ada beberapa wali murid yang merasa keberatan dengan iuran perpisahan tersebut.
"Saya komunikasi dengan guru, menjembatani dengan wali murid," katanya.
Ia mengatakan apabila sekolah tetap ingin melaksanakan acara perpisahan agar dilakukan dengan cara membuka jalur sponsor.
"Sponsor atau apapun dengan melibatkan swasta. Yang kreatif, tidak boleh ada iuran yang mewajibkan ke masing-masing dengan jumlah murid," katanya.
Ia juga mengatakan iuran yang sudah terlanjur masuk ke sekolah wajib dikembalikan secepatnya.
"Nanti diajari yang lebih pas lagi, lebih efektif tapi memorable," katanya.
Sementara itu, ketua panitia perpisahan SMP Negeri 7 Surakarta Joko Prayitno mengatakan kegiatan pelepasan itu awalnya dari persetujuan wali murid.
Untuk menuju keputusan tersebut, wali murid membuat poling apakah orang tua setuju atau tidak.
"Ya kan kami sudah pertama melalui proses itu, ada polling kayak gitu untuk apakah apa kita setuju sebagai orang tua siswa itu untuk mengadakan pelepasan siswa," katanya.
Sesuai dengan arahan wali kota, pihaknya siap mengembalikan uang yang sudah disetorkan oleh wali murid.