Semarang (ANTARA) - Penciptaan rekor Literasi Bela Negara serentak kepada pelajar terbanyak (SD, SMP dan SMA) dilakukan di wilayah Perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse. Rekor yang tercatat dalam Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) ini dicetak oleh Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonkav 6/Naga Karimata.
Rekor tersebut diraih setelah Satgas Pamtas Yonkav 6/Naga Karimata menggelar kegiatan literasi bela negara dengan jumlah 4.349 pelajar dari 42 sekolah (22 SD, 13 SMP, 6 SMA dan 1 SMK) di Kabupaten Timor Tengah (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (10/6/2024).
Atas rekor tersebut, Ketum dan Pendiri Leprid Paulus Pangka memberikan piagam penghargaan kepada Dansatgas Pamtas RI-RDTL Yonkav 6/Naga Karimata, Letkol Kav. Ronald Tampubolon, S.H., M.Han selaku pemrakarsa dan Satgas Pamtas RI-RDTL Yonkav 6/Naga Karimata sebagai penyelenggara kegiatan.
Penghargaan juga diberikan kepada para pendukung kegiatan di antaranya Wakil Bupati TTU, Eusabius Binsasi, Kapolres TTU AKPB Moh Mukhson, Dandim 1618/TTU Letkol Arm Laode Irwan Halim, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan TTU Beato Yosef FR Omenu, dan Bunda Literasi TTU Elvira Bertha Maria Juandi Ogom.
Prestasi tersebut merupakan sebuah kolaborasi lembaga lintas sektor yang luar. Siswa-siswi SD, SMP dan SMA diberikan materi tentang bela negara, cinta tanah air dalam wujud belajar yang rajin, cinta budaya dan lain sebagainya.
"Leprid mengapresiasi kegiatan yang sangat luar biasa inspiratif yang diprakarsai Letkol Kav. Ronald Tampubolon selaku Dansatgas Pamtas RI-RDTL Yonkav 6/Naga Karimata. Leprid melihat kegiatan literasi yang diikuti pelajar terbanyak dan dilaksanakan di perbatasan RI-RDTL ini sebagai prestasi yang membanggakan dan inspiratif," katanya.
Satgas Pamtas RI-RDTL Yonkav 6/Naga Karimata fokus memberikan wawasan Bela Negara. Ia menjelaskan selama 8 bulan bertugas di Perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse, selain menjaga tapal batas, Yonkav 6/Naga Karimata lebih fokus pada pembangunan fisik. Pembangunan fisik ini penting namun, pembangunan non-fisik seperti Literasi Bela Negara lebih penting.
Generasi muda saat ini, katanya, yang akan menggantikan peranan semua orang saat ini di era mereka nanti. Hal itu senada dengan wacana pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045.
Dia berharap, Literasi bela negara ini menjadi dasar bagi generasi muda untuk memiliki jiwa bela negara yang utuh dan memiliki komitmen penuh untuk menjaga negara.