Pemkot Semarang gelar pasar murah di tiga kecamatan terdampak banjir
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menggelar program pasar murah dengan konsep "tebus suka-suka" di tiga kecamatan yang sempat terdampak banjir, yakni Kecamatan Gayamsari, Genuk, dan Semarang Utara.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Rabu, berharap kegiatan tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat di wilayah yang sempat terdampak banjir beberapa waktu lalu.
"Semoga menjelang Hari Raya Idul Fitri ini bisa membantu masyarakat terdampak dan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan Lebaran," katanya, di sela kegiatan "tebus suka-suka" di Balai Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, Semarang.
Konsep "tebus suka-suka" hampir sama dengan tebus murah untuk membeli sejumlah komoditas pangan, tetapi tidak ada patokan dengan harga tertentu alias masyarakat dibebaskan membayar berapapun.
Menurut Ita, sapaan akrab Hevearita, tujuan dari program "tebus suka-suka" sebenarnya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa masih bisa berbagi meski dalam kondisi terdampak banjir.
"Mau itu Rp1.000, Rp5.000 itu semua hasilnya (tebus suka-suka, red.) akan Pemkot Semarang salurkan kepada PMI (Palang Merah Indonesia)," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Ia menjelaskan program "tebus suka-suka" itu dilaksanakan dengan memakai sistem kupon yang diberikan kepada warga terdampak banjir di tiga kecamatan tersebut sehingga tepat sasaran.
"Kemarin (2/4) di Kecamatan Genuk ada 450 pak beras dari Pemkot Semarang dan dari kecamatan ada 250 pak. Jadi ada 700 pak. Sedangkan hari ini di Gayamsari ada 400 pak beras. Namun ada paket bantuan juga dari Semarang Berbagi dan paket sembako gratis juga. Jadi, ini di-'mix' semua," katanya.
Selain program "tebus suka-suka" yang secara tidak langsung diharapkan bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, Ita mengatakan Pemkot Semarang juga masih rutin menggelar Pasar Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman).
Sementara itu, Aslamiah, warga Siwalan, Kecamatan Gayamsari tampak sumringah usai membayar Rp5.000 untuk menebus beras 2,5 kg, mengingat biasanya harus membeli beras Rp16.000 per kg.
"Alhamdulillah, saya senang sekali bisa beli beras 2,5 kg dengan bayar hanya Rp 5.000, seikhlasnya. Dengan ini sangat terbantu. Terima kasih untuk pemerintah sudah membuat program ini," katanya.
Senada, Sriyani, warga Kelurahan Pandean Lamper juga bersyukur bisa ikut tebus murah dengan membayar seikhlasnya, apalagi saat ini harga sejumlah komoditas pangan masih tinggi.
"Alhamdulillah bisa nebus murah meskipun sekarang beras mahal. Ini tadi bayar Rp 5.000. Semoga bantuan seperti ini lebih masif lagi, jangan hanya di kelurahan tapi di RT/RW juga," harapnya.
Baca juga: Pemkot Surakarta libatkan sejumlah distributor gelar pasar murah
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Rabu, berharap kegiatan tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat di wilayah yang sempat terdampak banjir beberapa waktu lalu.
"Semoga menjelang Hari Raya Idul Fitri ini bisa membantu masyarakat terdampak dan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan Lebaran," katanya, di sela kegiatan "tebus suka-suka" di Balai Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, Semarang.
Konsep "tebus suka-suka" hampir sama dengan tebus murah untuk membeli sejumlah komoditas pangan, tetapi tidak ada patokan dengan harga tertentu alias masyarakat dibebaskan membayar berapapun.
Menurut Ita, sapaan akrab Hevearita, tujuan dari program "tebus suka-suka" sebenarnya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa masih bisa berbagi meski dalam kondisi terdampak banjir.
"Mau itu Rp1.000, Rp5.000 itu semua hasilnya (tebus suka-suka, red.) akan Pemkot Semarang salurkan kepada PMI (Palang Merah Indonesia)," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Ia menjelaskan program "tebus suka-suka" itu dilaksanakan dengan memakai sistem kupon yang diberikan kepada warga terdampak banjir di tiga kecamatan tersebut sehingga tepat sasaran.
"Kemarin (2/4) di Kecamatan Genuk ada 450 pak beras dari Pemkot Semarang dan dari kecamatan ada 250 pak. Jadi ada 700 pak. Sedangkan hari ini di Gayamsari ada 400 pak beras. Namun ada paket bantuan juga dari Semarang Berbagi dan paket sembako gratis juga. Jadi, ini di-'mix' semua," katanya.
Selain program "tebus suka-suka" yang secara tidak langsung diharapkan bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, Ita mengatakan Pemkot Semarang juga masih rutin menggelar Pasar Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman).
Sementara itu, Aslamiah, warga Siwalan, Kecamatan Gayamsari tampak sumringah usai membayar Rp5.000 untuk menebus beras 2,5 kg, mengingat biasanya harus membeli beras Rp16.000 per kg.
"Alhamdulillah, saya senang sekali bisa beli beras 2,5 kg dengan bayar hanya Rp 5.000, seikhlasnya. Dengan ini sangat terbantu. Terima kasih untuk pemerintah sudah membuat program ini," katanya.
Senada, Sriyani, warga Kelurahan Pandean Lamper juga bersyukur bisa ikut tebus murah dengan membayar seikhlasnya, apalagi saat ini harga sejumlah komoditas pangan masih tinggi.
"Alhamdulillah bisa nebus murah meskipun sekarang beras mahal. Ini tadi bayar Rp 5.000. Semoga bantuan seperti ini lebih masif lagi, jangan hanya di kelurahan tapi di RT/RW juga," harapnya.
Baca juga: Pemkot Surakarta libatkan sejumlah distributor gelar pasar murah