Pemkot Semarang angkat potensi durian lokal Malika
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang berupaya mengangkat potensi durian lokal, salah satunya varietas Malika yang berasal dari Desa Kandri, Gunungpati, Semarang, menjadi durian unggul nasional.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Senin, menyebutkan bahwa durian Malika merupakan salah satu varietas durian unggul yang sudah bersertifikasi.
"Durian Malika ini sudah disertifikasi oleh Pemerintah Kota Semarang, artinya ini sudah menjadi aset milik Pemkot. Tentunya, kami harus memberikan dukungan dan mengembangkan," kata Ita, sapaan akrabnya.
Durian Malika memiliki rasa yang manis dengan daging buah berwarna kuning dan bertekstur kesat, tebal, namun lembut, dengan sedikit rasa pahit.
Ita menyebut varietas durian asal Gunungpati itu memiliki citarasa yang pas dengan rasa yang manis dan sedikit rasa pahit, dan keunggulan lainnya ada semerbaik wangi khas durian sangat kentara.
Menurut dia, durian Malika saat ini telah dikembangkan dan diduplikasi sebanyak 22 pohon untuk menjaga kelestarian, mengingat induk pohon tersebut hanya menyisakan satu pohon.
"Induk pohon durian Malika ini berusia ratusan tahun dan tinggal satu. Namun, Pemkot Semarang berupaya mengembangkan duplikat hingga sekarang ada 22 pohon," katanya.
Selain membantu sertifikasi dan izin edar, Pemkot Semarang juga berupaya membantu memperbaiki akses jalan dan pavingisasi menuju kebun durian tersebut.
"Kita juga akan 'support' terkait sumber air. Kami buatkan sumur artetis untuk membantu pengairan. Kemudian, juga penangkal petir, dua hal ini cukup penting, sehingga akan segera kami bantu," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur mengatakan sebenarnya dahulu Kota Semarang mempunyai durian unggulan nasional, yakni durian Kholil.
Namun, ketika itu, Pemkot Semarang belum melakukan upaya pengembangan untuk penyertifikatan dan pengurusan izin edar untuk durian Kholil..
"Itu salah satu kelengahan. Durian Kholil itu 17 tahun lalu sudah menjadi durian unggul nasional juga. Hanya saja, proses berikutnya tidak disertai upaya-upaya untuk segera dilakukan pensertifikatan sampai ke izin pengedarannya," kata Hernowo.
Meski demikian, Pemkot Semarang melalui Distan saat ini masih membudidayakan pohon durian Kholil di sekitar kawasan Mijen, Kota Semarang.
"Indukan pohon durian Kholil diperkirakan usianya mencapai lebih dari 100 tahun. Dalam sekali panen, satu pohon indukan menghasilkan 300 buah durian. Akan tetapi, separuh pohon ini sempat terbakar setelah tersambar petir. Makanya, perlu penangkal petir," katanya.
Berkaca dari hal tersebut, Pemkot Semarang di bawah kepemimpinan Wali Kota Hevearita berinisiatif melakukan sertifikasi dan membantu pengurusan izin edar dan pemasaran durian unggulan lokal Kota Semarang lainnya.
"Durian Malika ini contohnya. Alhamdulillah, sejak 2019 sudah dilakukan pengurusan sertifikat dan terdaftar di Kementerian Pertanian. Bahkan, bulan Agustus kemarin izin edar sudah keluar. Sehingga sudah bisa memproduksi durian Malika untuk dipasarkan," katanya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Senin, menyebutkan bahwa durian Malika merupakan salah satu varietas durian unggul yang sudah bersertifikasi.
"Durian Malika ini sudah disertifikasi oleh Pemerintah Kota Semarang, artinya ini sudah menjadi aset milik Pemkot. Tentunya, kami harus memberikan dukungan dan mengembangkan," kata Ita, sapaan akrabnya.
Durian Malika memiliki rasa yang manis dengan daging buah berwarna kuning dan bertekstur kesat, tebal, namun lembut, dengan sedikit rasa pahit.
Ita menyebut varietas durian asal Gunungpati itu memiliki citarasa yang pas dengan rasa yang manis dan sedikit rasa pahit, dan keunggulan lainnya ada semerbaik wangi khas durian sangat kentara.
Menurut dia, durian Malika saat ini telah dikembangkan dan diduplikasi sebanyak 22 pohon untuk menjaga kelestarian, mengingat induk pohon tersebut hanya menyisakan satu pohon.
"Induk pohon durian Malika ini berusia ratusan tahun dan tinggal satu. Namun, Pemkot Semarang berupaya mengembangkan duplikat hingga sekarang ada 22 pohon," katanya.
Selain membantu sertifikasi dan izin edar, Pemkot Semarang juga berupaya membantu memperbaiki akses jalan dan pavingisasi menuju kebun durian tersebut.
"Kita juga akan 'support' terkait sumber air. Kami buatkan sumur artetis untuk membantu pengairan. Kemudian, juga penangkal petir, dua hal ini cukup penting, sehingga akan segera kami bantu," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur mengatakan sebenarnya dahulu Kota Semarang mempunyai durian unggulan nasional, yakni durian Kholil.
Namun, ketika itu, Pemkot Semarang belum melakukan upaya pengembangan untuk penyertifikatan dan pengurusan izin edar untuk durian Kholil..
"Itu salah satu kelengahan. Durian Kholil itu 17 tahun lalu sudah menjadi durian unggul nasional juga. Hanya saja, proses berikutnya tidak disertai upaya-upaya untuk segera dilakukan pensertifikatan sampai ke izin pengedarannya," kata Hernowo.
Meski demikian, Pemkot Semarang melalui Distan saat ini masih membudidayakan pohon durian Kholil di sekitar kawasan Mijen, Kota Semarang.
"Indukan pohon durian Kholil diperkirakan usianya mencapai lebih dari 100 tahun. Dalam sekali panen, satu pohon indukan menghasilkan 300 buah durian. Akan tetapi, separuh pohon ini sempat terbakar setelah tersambar petir. Makanya, perlu penangkal petir," katanya.
Berkaca dari hal tersebut, Pemkot Semarang di bawah kepemimpinan Wali Kota Hevearita berinisiatif melakukan sertifikasi dan membantu pengurusan izin edar dan pemasaran durian unggulan lokal Kota Semarang lainnya.
"Durian Malika ini contohnya. Alhamdulillah, sejak 2019 sudah dilakukan pengurusan sertifikat dan terdaftar di Kementerian Pertanian. Bahkan, bulan Agustus kemarin izin edar sudah keluar. Sehingga sudah bisa memproduksi durian Malika untuk dipasarkan," katanya.