Blind judo Indonesia berharap tambah medali lagi di APG China
Hangzhou China (ANTARA) - Kontingen Indonesia masih berharap mendapatkan tambahan medali lagi dari cabang olahraga bling judo setelah sebelumnya berhasil mengumpulkan dua medali perunggu di ajang Asian Para Games (APG) 2023 di Xiaoshan Linpu Gymnasium Handzhou, China.
"Meskipun sudah berhasil memenuhi target meraih dua medali perunggu blind judo, tetapi kontingen Indonesia ingin mendapatkan kejutan tambahan medali," kata Pelatih blind judo NPC Indonesia Imam Kuncoro di Xiaoshan Linpu Gymnasium Handzhou, China, Selasa.
Imam Kuncoro mengatakan, dua atlet blind judo Indonesia yang bertanding hari ini sudah berusaha maksimal, tetapi mereka ternyata belum beruntung untuk mendapatkan medali.
"Ketahanan atlet Indonesia memang kalah dibandingkan lawan yang lebih siap baik fisik dan juga mental. Fajar Pambudi yang turun pada nomor J1 -90 kg putra gagal saat melawan atlet Kazakhstan. Berikutnya Rafli Ahnaf Shidqi yang turun di nomor J1 -73 kg dan sebelumnya berhasil menyingkirkan atlet andalan Iran, namun kemudian dikalahkan atlet China sehingga perunggu lepas," kata Imam.
Imam menjelaskan, kondisi Rafli yang habis operasi lutut dan kurang latihan. Meski secara teknis dia masih unggul, namun karena kurang latihan maka cederanya kambuh.
Pada Rabu (25/10), blind judo Indonesia akan menurunkan Roma Siska yang berlaga di nomor J1 +70 kg. Karena sistem pertandingannya saling bertemu, maka Roma diharapkan bisa mencuri kemenangan dua kali saja untuk memastikan mendapat perak. Roma ditargetkan mendapat perunggu.
Atlet blind judo putra Indonesia Indonesia lainnya, Tony Ricardo Mantolas yang akan turun +90kg J2, juga berpeluang menambah medali untuk negaranya.
Cabang olahraga blind judo Indonesia menyiapkan enam atlet yakni Fajar Pambudi yang turun putra kelas -90 kg J1, Junaedi putra nomor -60 kg J1, Rafli Ahnad kelas -73 kg J1, Tony Ricardo Mantolas putra +90 J2. Sementara pada bagian putri yakni Novia Larassati kelas -48 kg J1 dan Roma Siska Tampumbolon kelas +70 kg J1.
Medali perunggu pertama dihasilkan oleh Junaedi setelah mengalahkan Sukhrob Shukurov dari Uzbekistan, di nomor -60 kg kelas J1 putra. Medali perunggu kedua dari Novia Larassati seusai mengalahkan wakil Mongolia, Suvd-erdene Togtokhbayar, di nomor -48 kg kelas J1 putri.
Baca juga: Menpora tinjau atlet di APG Hangzhou China
"Meskipun sudah berhasil memenuhi target meraih dua medali perunggu blind judo, tetapi kontingen Indonesia ingin mendapatkan kejutan tambahan medali," kata Pelatih blind judo NPC Indonesia Imam Kuncoro di Xiaoshan Linpu Gymnasium Handzhou, China, Selasa.
Imam Kuncoro mengatakan, dua atlet blind judo Indonesia yang bertanding hari ini sudah berusaha maksimal, tetapi mereka ternyata belum beruntung untuk mendapatkan medali.
"Ketahanan atlet Indonesia memang kalah dibandingkan lawan yang lebih siap baik fisik dan juga mental. Fajar Pambudi yang turun pada nomor J1 -90 kg putra gagal saat melawan atlet Kazakhstan. Berikutnya Rafli Ahnaf Shidqi yang turun di nomor J1 -73 kg dan sebelumnya berhasil menyingkirkan atlet andalan Iran, namun kemudian dikalahkan atlet China sehingga perunggu lepas," kata Imam.
Imam menjelaskan, kondisi Rafli yang habis operasi lutut dan kurang latihan. Meski secara teknis dia masih unggul, namun karena kurang latihan maka cederanya kambuh.
Pada Rabu (25/10), blind judo Indonesia akan menurunkan Roma Siska yang berlaga di nomor J1 +70 kg. Karena sistem pertandingannya saling bertemu, maka Roma diharapkan bisa mencuri kemenangan dua kali saja untuk memastikan mendapat perak. Roma ditargetkan mendapat perunggu.
Atlet blind judo putra Indonesia Indonesia lainnya, Tony Ricardo Mantolas yang akan turun +90kg J2, juga berpeluang menambah medali untuk negaranya.
Cabang olahraga blind judo Indonesia menyiapkan enam atlet yakni Fajar Pambudi yang turun putra kelas -90 kg J1, Junaedi putra nomor -60 kg J1, Rafli Ahnad kelas -73 kg J1, Tony Ricardo Mantolas putra +90 J2. Sementara pada bagian putri yakni Novia Larassati kelas -48 kg J1 dan Roma Siska Tampumbolon kelas +70 kg J1.
Medali perunggu pertama dihasilkan oleh Junaedi setelah mengalahkan Sukhrob Shukurov dari Uzbekistan, di nomor -60 kg kelas J1 putra. Medali perunggu kedua dari Novia Larassati seusai mengalahkan wakil Mongolia, Suvd-erdene Togtokhbayar, di nomor -48 kg kelas J1 putri.
Baca juga: Menpora tinjau atlet di APG Hangzhou China