Semarang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan II 2023 mencapai 5,23 persen (year on year/yoy).
Capaian tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama yang mencapai 5,17 persen.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah juga diiringi dengan tingkat inflasi yang masih terkendali hingga Agustus 2023, yakni sebesar 3,29 persen (yoy).
Angka kemiskinan Jawa Tengah per Maret 2023 tercatat mencapai 10,77 persen, sedikit turun dibanding September 2022 yang berada pada angka 10,98 persen.
Angka pengangguran di provinsi ini per Februari 2023 tercatat 5,24 persen, turun tipis dibanding Agustus 2022 yang mencapai 5,57 persen.
Perkembangan perekonomian Jawa Tengah itu didukung oleh kinerja positif APBN 2023 di Jawa Tengah.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Wilayah Jawa Tengah mencatat realisasi penerimaan dalam APBN di provinsi ini hingga Juli 2023 tercatat mencapai Rp52,27 triliun. Sementara itu, realisasi belanja dalam APBN 2023 tercatat mencapai Rp59,27 triliun.
Kinerja positif APBN untuk regional Jawa Tengah juga didukung kinerja APBD pemerintah daerah di provinsi ini.
Realisasi pendapatan daerah dari berbagai pemerintah daerah di Jawa Tengah hingga Juli 2023 tercatat mencapai Rp59,75 triliun. Adapun realisasi belanja pada periode sama sebesar Rp49,63 triliun
Penerimaan Pajak
Dari sisi pendapatan, total realisasi penerimaan pajak di Jawa Tengah selama semester I 2023 tercatat mencapai Rp27,68 triliun.
Realisasi pemasukan tersebut berasal dari penerimaan dari dua Direktorat Jenderal Pajak (DJP), yakni Jawa Tengah I dan II.
DJP Jawa Tengah I mencatat realisasi penerimaan pajak sejak Januari hingga Juli 2023 sebesar Rp20,4 triliun.
DJP Jawa Tengah I sendiri meliputi 17 kantor pelayanan pajak yang tersebar di berbagai daerah di wilayah utara Jawa Tengah.
Lima sektor usaha memberi kontribusi terbesar yang mencapai 87 persen dalam penerimaan pajak tahun ini.
Kelima sektor tersebut masing-masing industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, administrasi pemerintahan, keuangan dan asuransi, serta konstruksi.
Baca juga: DJP Jateng I dukung pelaku UMKM penyandang disabilitas
Industri rokok menjadi penyumbang terbesar penerimaan pajak.
Dari realisasi penerimaan pajak sebesar itu, tercatat kontribusi terbesar berasal dari pajak pendapatan dan pajak penjualan barang mewah yang totalnya mencapai Rp11,4.triliun.
Adapun untuk pajak penghasilan realisasinya mencapai Rp8,7 triliun.
Sementara untuk capaian kinerja surat pemberitahuan (SPT) pajak tahunan pada.2023 ini terealisasi sebesar 695.037 wajib pajak.
Adapun di DJP Jawa Tengah II, realisasi penerimaan negara selama periode Januari hingga Juli 2023 sebesar Rp7,1 triliun.
Capaian sebesar itu sudah 53,55.persen dari target tahun ini yang mencapai Rp13,3 triliun
DJP Jawa Tengah II sendiri meliputi 12 kantor pajak pratama yang tersebar di berbagai daerah di wilayah selatan Jawa Tengah.
Realisasi penerimaan pajak penghasilan selama semester I 2023 tercatat mencapai Rp5,2 triliun.
Sektor industri pengolahan memberi kontribusi tertinggi pada penerimaan pajak di 2023 yang mencapai Rp2,7 triliun.
Pemasukan kepabeanan dan cukai
Selain pajak, sumber penerimaan negara berasal dari kepabeanan dan cukai. Realisasi penerimaan negara dari kepabeanan dan cukai pada periode Januari hingga Juli 2023 mencapai Rp25,79 triliun.
Realisasi sebesar itu didominasi oleh penerimaan cukai yang mencapai 90 persen. Penerimaan dari cukai hingga Juli 2023 besarnya mencapai Rp24,6 triliun.
Adapun penerimaan lainnya berasal dari bea masuk dan keluar yang masing-masing sebesar Rp1,14 triliun dan Rp35 miliar.
Realisasi penerimaan bea cukai pada 2023 ini masih akan meningkat mengingat masih adanya kredit cukai.
Terdapat penerimaan cukai semester I yang baru akan dibayarkan pada semester II.
Ekspor-Impor Jawa Tengah
Capaian kinerja APBN di Jawa Tengah didukung pula dengan realisasi ekspor maupun impor komoditas provinsi ini.
Nilai ekspor Jawa Tengah pada semester I 2023 mencapai 5.937,25 juta dolar AS. Ekspor sebesar itu didominasi oleh pengiriman komoditas nonmigas yang mencapai 5.699,92 juta dolar AS
Baca juga: PT Jamkrindo optimistis capai target laba tahun 2023
Volume ekspor pada periode Januari hingga Juli 2023 tercatat mencapai 2.360 ribu ton.
Selama Januari hingga Juli 2023, ekspor dari 10 golongan komoditas utama memberikan kontribusi 82,26 persen terhadap total ekspor nonmigas.
Dari 10 golongan barang yang berkontribusi terhadap ekspor komoditas non-migas di Semester I 2023, terbesar berasal dari pakaian dan aksesoris.
Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok, lanjut dia, menjadi tiga negara tujuan utama produk ekspor Jawa Tengah.
Sementara impor Jawa Tengah di Semester I 2023, kata dia, tercatat sebesar 8.179,28 juta dolar AS
Nilai impor komoditas migas tercatat mencapai 4.102,03 juta dolar AS, sedangkan komoditas non-migas mencapai 4.077,25 juta dolar AS
Sementara Tiongkok, Amerika Serikat, dan Thailand menjadi tiga negara utama asal komoditas impor ke Jawa Tengah
Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Wilayah Jawa Tengah Muhdi mengatakan penggunaan APBN di provinsi ini sejak periode Januari hingga Juli 2023 memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Ia menyebut tingkat inflasi Jawa Tengah tetap relatif terjaga.
"Inflasi tinggi akan mengeliminasi pendapatan masyarakat," kata Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Tengah ini.
Baca juga: ANTARA gelar temu bisnis perkuat ekonomi Jateng
APBN tetap diupayakan menjadi instrumen utama yang dioptimalkan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat Jawa Tengah melalui belanja prioritas pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, dan perlindungan
masyarakat.
Hingga Juli 2023, telah disalurkan Rp83,99 miliar dana untuk 280 ribu keluarga penerima manfaat untuk Program BLT Desa di Jawa Tengah.
Selain itu, APBN juga menggelontorkan Bantuan Operasional Kesehatan sebesar Rp12,31 triliun untuk 880 puskesmas.
Sementara Rp5,79 triliun Bantuan Operasional Sekolah telah disalurkan kepada 10 juta siswa di provinsi ini.
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama semester I 2023 sebesar Rp21,58 triliun kepada 428.611 debitur.
"Ekonomi Jawa Tengah sangat terkendali dan cukup baik. Ada optimisme dalam penyelenggaraan perekonomian di Jawa Tengah," kata Muhdi.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah diperkirakan akan tetap terjaga stabil.
Kinerja APBN di Jawa Tengah yang didukung oleh APBD di masing-masing pemerintah daerah menjadi stimulan agar perekonomian terus tumbuh akseleratif untuk menjaga pemulihan ekonomi dan memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat.
Baca juga: BI dan Pemprov Jateng sinergi dorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
Baca juga: Sri Mulyani minta pegawai Kemenkeu tetap fokus jalankan tugas
Baca juga: Kanwil DJP Jateng II kawal nota kesepahaman dengan pemerintah daerah