Relokasi PKL Barito di Sawah Besar bakal permanen
Semarang, Jawa Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, memastikan relokasi pedagang kaki lima (PKL) Barito di kawasan Sawah Besar bersifat permanen dan menjadi pasar baru, yang bernama "Pasar Barito Karya Mandiri".
"Jadi, ini nanti memang akan kami tetapkan sebagai Pasar Barito Karya Mandiri. Jadi, mereka tidak akan pindah-pindah lagi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto saat peletakan batu pertama pembangunan Pasar Barito Karya Mandiri di Sawah Besar, Semarang, Jateng, Selasa.
Dengan dijadikannya pasar baru, kata dia, diharapkan nantinya bisa membantu mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut, sehingga ikut meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
Menurut dia, Disdag akan mengawali dan disusul dengan surat keputusan (SK) wali kota yang menyatakan bahwa Pasar Barito Karya Mandiri adalah pasar ke-53 yang berada di bawah pengelolaan Pemkot Semarang.
Fajar berterima kasih kepada pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Barito Karya Mandiri(BKM) karena bersedia secara swadaya untuk membangun lapak mandiri di kawasan Sawah Besar tersebut untuk mempercepat relokasi.
Para PKL yang tergabung dalam Paguyuban BKM sebelumnya direlokasi ke lahan milik Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) seiring normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang dilakukan pada 2018.
Namun, kata dia, masa sewa di lahan milik MAJT habis, sehingga Pemkot Semarang akan bertanggung jawab untuk mencarikan lokasi permanen untuk kelangsungan tempat berjualan para PKL tersebut.
Beberapa lokasi sudah sempat dijajaki, seperti Sentra PKL Taman Suryokusumo, tetapi tidak memungkinkan secara kondisi, mengingat banyak PKL Barito berjualan onderdil dan peralatan berat.
Akhirnya, disepakati dua tempat untuk relokasi, yakni Sawah Besar untuk klaster onderdil alat-alat berat dan sisanya di Pasar Dargo, khususnya untuk pedagang alat-alat otomotif ringan.
"(Lahan) ini punya Pemkot Semarang yang dari dua tahun lalu sudah diuruk, sehingga sudah benar-benar padat dan diperuntukkan untuk relokasi teman-teman PKL Barito Karya Mandiri," kata Fajar.
Sementara itu, Ketua Paguyuban BKM Rochmat Yulianto menyebutkan untuk ukuran lapak masing-masing 3x5 meter dan diperkirakan bisa terbangun 200-an lapak di Pasar Barito Karya Mandiri Sawah Besar.
"Sisanya, akan ditempatkan di Pasar Dargo. Di sini (Sawah Besar) kami peruntukkan untuk klaster perlogaman dan alat berat karena tempatnya luas. Kalau klaster alat berat ditaruh di Pasar Dargo, enggak memungkinkan," katanya.
Untuk pembangunan lapak, kata dia, dilakukan secara swadaya oleh pedagang, tetapi untuk infrastruktur pendukungnya akan ditanggung oleh Pemkot Semarang.
"Jadi, ini nanti memang akan kami tetapkan sebagai Pasar Barito Karya Mandiri. Jadi, mereka tidak akan pindah-pindah lagi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto saat peletakan batu pertama pembangunan Pasar Barito Karya Mandiri di Sawah Besar, Semarang, Jateng, Selasa.
Dengan dijadikannya pasar baru, kata dia, diharapkan nantinya bisa membantu mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut, sehingga ikut meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
Menurut dia, Disdag akan mengawali dan disusul dengan surat keputusan (SK) wali kota yang menyatakan bahwa Pasar Barito Karya Mandiri adalah pasar ke-53 yang berada di bawah pengelolaan Pemkot Semarang.
Fajar berterima kasih kepada pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Barito Karya Mandiri(BKM) karena bersedia secara swadaya untuk membangun lapak mandiri di kawasan Sawah Besar tersebut untuk mempercepat relokasi.
Para PKL yang tergabung dalam Paguyuban BKM sebelumnya direlokasi ke lahan milik Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) seiring normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang dilakukan pada 2018.
Namun, kata dia, masa sewa di lahan milik MAJT habis, sehingga Pemkot Semarang akan bertanggung jawab untuk mencarikan lokasi permanen untuk kelangsungan tempat berjualan para PKL tersebut.
Beberapa lokasi sudah sempat dijajaki, seperti Sentra PKL Taman Suryokusumo, tetapi tidak memungkinkan secara kondisi, mengingat banyak PKL Barito berjualan onderdil dan peralatan berat.
Akhirnya, disepakati dua tempat untuk relokasi, yakni Sawah Besar untuk klaster onderdil alat-alat berat dan sisanya di Pasar Dargo, khususnya untuk pedagang alat-alat otomotif ringan.
"(Lahan) ini punya Pemkot Semarang yang dari dua tahun lalu sudah diuruk, sehingga sudah benar-benar padat dan diperuntukkan untuk relokasi teman-teman PKL Barito Karya Mandiri," kata Fajar.
Sementara itu, Ketua Paguyuban BKM Rochmat Yulianto menyebutkan untuk ukuran lapak masing-masing 3x5 meter dan diperkirakan bisa terbangun 200-an lapak di Pasar Barito Karya Mandiri Sawah Besar.
"Sisanya, akan ditempatkan di Pasar Dargo. Di sini (Sawah Besar) kami peruntukkan untuk klaster perlogaman dan alat berat karena tempatnya luas. Kalau klaster alat berat ditaruh di Pasar Dargo, enggak memungkinkan," katanya.
Untuk pembangunan lapak, kata dia, dilakukan secara swadaya oleh pedagang, tetapi untuk infrastruktur pendukungnya akan ditanggung oleh Pemkot Semarang.