ANTARA komitmen jadi garda terdepan tangkal hoaks
Semarang (ANTARA) - Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perum LKBN ANTARA Nina Kurnia Dewi menegaskan komitmen ANTARA menjadi garda terdepan dalam menangkal hoaks yang marak seiring era disrupsi informasi.
"ANTARA akan ada di garda terdepan dalam menyampaikan ini berita hoaks atau bukan," kata Nina, saat diskusi publik bertema "Kiprah ANTARA Membangun Negeri" di Studi TVRI Semarang, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa ANTARA memiliki kanal "Antihoaks" yang ada di website ANTARA yang merupakan kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menangkal hoaks.
Diakuinya, persebaran informasi apapun sekarang ini terjadi dengan begitu cepat, sebab semua orang bisa dengan mudah membuat konten atau menyebarkan informasi di sosial media lewat gadget.
"Dengan kemajuan teknologi, bisa seharian menikmati medsos cukup dengan jempol, termasuk menyampaikan informasi dengan tujuan tertentu sehingga menjadi misinformasi atau disinformasi," katanya.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menyikapi setiap informasi yang beredar di media sosial dan melakukan pengecekan melalui kanal antihoaks yang dimiliki ANTARA.
"Tidak semua informasi harus dipercaya, tidak semuanya harus diiikuti, tapi bagaimana harus melakukan saring sebelum di-'sharing'. Silakan dicek di website kami karena kami punya antihoaks," katanya.
Menurut dia, ANTARA sangat perhatian dengan persoalan hoaks, apalagi sebagai pelaksana PSO (Public Service Obligation) bidang pers yang menjalankan peran sebagai "PR (public relation) government".
"Sama dengan TVRI sebenarnya. Bagaimana merawat, merajut, dan menyentuh nusantara. Karena saat ini, ANTARA punya 34 biro; 32 biro di dalam dan dua di luar negeri yang setiap hari menyampaikan program pemerintah," katanya.
Seiring dengan perkembangan zaman, ANTARA pun turut mengikuti dan menyesuaikan diri, termasuk dengan kehadiran ragam produk-produk terbaru berbasis informasi yang sedang hits.
"Basisnya pemberitaan, tetapi turunannya cukup banyak. Kami punya berita teks, artikel, berita foto, 'foto story', video 'hardnews', video 'feature'. Terakhir, mengikuti perkembangan, kami punya infografik dan 'podcast'," katanya.
Pada kesempatan itu, Nina juga menceritakan terkait sejarah Kantor Berita ANTARA yang berkaitan erat dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
"ANTARA akan ada di garda terdepan dalam menyampaikan ini berita hoaks atau bukan," kata Nina, saat diskusi publik bertema "Kiprah ANTARA Membangun Negeri" di Studi TVRI Semarang, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa ANTARA memiliki kanal "Antihoaks" yang ada di website ANTARA yang merupakan kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menangkal hoaks.
Diakuinya, persebaran informasi apapun sekarang ini terjadi dengan begitu cepat, sebab semua orang bisa dengan mudah membuat konten atau menyebarkan informasi di sosial media lewat gadget.
"Dengan kemajuan teknologi, bisa seharian menikmati medsos cukup dengan jempol, termasuk menyampaikan informasi dengan tujuan tertentu sehingga menjadi misinformasi atau disinformasi," katanya.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menyikapi setiap informasi yang beredar di media sosial dan melakukan pengecekan melalui kanal antihoaks yang dimiliki ANTARA.
"Tidak semua informasi harus dipercaya, tidak semuanya harus diiikuti, tapi bagaimana harus melakukan saring sebelum di-'sharing'. Silakan dicek di website kami karena kami punya antihoaks," katanya.
Menurut dia, ANTARA sangat perhatian dengan persoalan hoaks, apalagi sebagai pelaksana PSO (Public Service Obligation) bidang pers yang menjalankan peran sebagai "PR (public relation) government".
"Sama dengan TVRI sebenarnya. Bagaimana merawat, merajut, dan menyentuh nusantara. Karena saat ini, ANTARA punya 34 biro; 32 biro di dalam dan dua di luar negeri yang setiap hari menyampaikan program pemerintah," katanya.
Seiring dengan perkembangan zaman, ANTARA pun turut mengikuti dan menyesuaikan diri, termasuk dengan kehadiran ragam produk-produk terbaru berbasis informasi yang sedang hits.
"Basisnya pemberitaan, tetapi turunannya cukup banyak. Kami punya berita teks, artikel, berita foto, 'foto story', video 'hardnews', video 'feature'. Terakhir, mengikuti perkembangan, kami punya infografik dan 'podcast'," katanya.
Pada kesempatan itu, Nina juga menceritakan terkait sejarah Kantor Berita ANTARA yang berkaitan erat dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.