Semarang (ANTARA) -
Penghargaan The Best State Owned Enterprise turut diraih anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero yang beroperasi di Bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau, PT Perkebunan Nusantara V.
Holding Perkebunan Nusantara III, perusahaan yang bergerak di bidang agrobisnis itu menjadi bagian BUMN terbaik dengan predikat sangat baik, sedangkan anak perusahaannya yakni PTPN V meraih predikat excellent bersama sejumlah perusahaan nonperbankan lainnya seperti Kimia Farma, Jasa Raharja, Bukit Asam, PGN, dan lainnya.
Fathan mengapresiasi perusahaan BUMN dengan kinerja keuangan terbaik di Indonesia sepanjang 2021 dan berharap perusahaan plat merah tersebut dapat memberikan manfaat secara luas kepada masyarakat.
"Penghargaan ini adalah tolak ukur kinerja BUMN yang jelas, bagaimana performa, akuntabilitas, good corporate governance (GCG) dan lainnya. Untuk itu, selama kepada BUMN yang telah menorehkan kinerja terbaik. Semoga dapat memberikan manfaat luas kepada bangsa dan masyarakat," katanya.
Joko Suyanto menambahkan, penghargaan tersebut didasarkan pada kinerja basis finansial perusahaan BUMN yang secara keseluruhan terdapat 127 BUMN yang dinilai.
Selain keuangan, GCG, manajemen resiko, efisiensi, serta rentabilitas menjadi bagian dari penilaian oleh tim juri.
"(Penilaian penghargaan ini) intinya adalah basis kinerja keuangan, tapi ada (juga) hal kualitatif, mengenai GCG dan risk management juga kita lihat. Selamat kepada seluruh BUMN yang memiliki kinerja terbaik," ujarnya.
Penghargaan itu sendiri merupakan hasil riset yang dilaksanakan secara independen dan akuntabel oleh Biro Riset Infobank (BiRI) terhadap kinerja 127 perusahaan BUMN sepanjang 2021.
Hasilnya, Holding Perkebunan Nusantara III Persero yang berhasil mencatatkan kinerja keuangan sangat baik dan tercatat memiliki aset hingga Rp144,63 triliun pada 2021 lalu didapuk sebagai BUMN dengan kinerja keuangan peringkat ke lima terbaik.
Sementara itu, PTPN V yang dinakhodai Jatmiko Santosa berhasil menempati posisi ke tiga terbaik di seluruh anak perusahaan BUMN dengan catatan kinerja gemilang sepanjang 2021 lalu berupa perolehan laba sepanjang 2021 mencapai Rp1,3 triliun atau melonjak 212,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Perolehan laba ini ditopang peningkatan pendapatan usaha sebesar 39,46 persen atau menjadi Rp7,42 triliun sehingga dengan demikian anak usaha PTPN III ini tercatat beraset Rp10,98 triliun per 2021.
Tak hanya dari sisi pertumbuhan yang solid, hasil riset turut menyatakan indikator keuangan lain juga terlihat siginifikan dari sisi rentabilitas dengan return of equity atau ROE tercatat 47,73 persen dan menjadi yang tertinggi se-BUMN.
Termasuk juga Return Of Asset sebesar 12,62 persen yang juga salah satu yang terbaik di antara perusahaan-perusahaan anak BUMN.
Selanjutnya, dari sisi efesiensi PTPN V juga memiliki catatan gemilang dengan rasio BO/PO di posisi 72,98 persen sehingga berdasarkan penilaian-penilaian tersebut PTPN V dinilai oleh BiRI layak menjadi anak perusahaan perkebunan milik negara terbaik di Indonesia, mengungguli banyak anak perusahaan lainnya dan klaster serupa dengan predikat sangat bagus.
Beragam perbaikan yang diusung Jatmiko Santosa yang mendapat dukungan penuh semangat transformasi Menteri BUMN Erick Thohir dalam kurun waktu tiga tahun terakhir juga menempatkan PTPN V sebagai anak perusahaan terbaik ke tiga seluruh Indonesia.
Meskipun ia mengakui program-program perbaikan yang diusung di tubuh PTPN V pada awal melanjutkan tongkat kepemimpinan membuat segelintir karyawan tidak nyaman, namun dirinya tetap berpegang teguh pada prinsip.
"Bahwa perubahan itu adalah keniscayaan, perbaikan dan perubahan harus dilakukan bersama, bergerak bersama. PTPN V harus berubah untuk menjadi perkebunan sawit terbaik di Indonesia," katanya.
Tak jarang, ia mengatakan bahwa pada awal dirinya harus tegas dan keras bahkan dianggap bertangan besi untuk mengusung perubahan menuju perbaikan.
Rewards dan punishment menjadi salah satu caranya, bahkan tak sungkan ia mempersilakan karyawan yang tak sejalan dengan semangat perbaikan untuk mundur teratur.
Pada tahun 2019-2020 tercatat lebih dari 100 karyawan mendapatkan konsekuensi berat akibat melanggar aturan ataupun tata kelola yang berlaku.
Hingga akhirnya, PTPN V kini menjelma menjadi salah satu anak perusahaan BUMN yang diperhitungkan, termasuk didapuk sebagai SOE 2022.
Lebih jauh, Jatmiko mengakui Holding Perkebunan Nusantara III Persero terus bergerak aktif dalam melakukan serangkaian perbaikan dalam tiga tahun terakhir dengan berbagai terobosan baik on farm maupun off farm dan ragam perbaikan tersebut selaras dengan semangat transformasi yang dibawa Menteri BUMN Erick Thohir selama kurun waktu tiga tahun terakhir.
Selain itu, kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak, baik sesama PTPN, BUMN lain hingga swasta, termasuk dengan memperkuat petani serta UMKM juga menjadi catatan gemilang perusahaan agrobisnis tersebut.
"Transformasi Pak Erick Thohir menjadi panutan bagi kami untuk terus menggelorakan semangat perubahan ke seluruh lini perusahaan. Kami beruntung, berbagai inisiasi dan niat baik untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam melakukan perbaikan, selalu mendapatkan dukungan dari Pemegang Saham. Semoga dampak positif yang dihasilkan semakin optimal, sehingga harapan kita dapat menjadi bagian Indonesia yang bangkit lebih cepat pulih lebih kuat segera terwujud. Ini sudah tugas kita sebagai abdi negara," ujarnya.