Pegawai LP se-Nusakambangan dan Cilacap tabur bunga di perairan Sodong
Cilacap (ANTARA) - Perwakilan pegawai dari seluruh lembaga pemasyarakatan se-Nusakambangan dan Cilacap menggelar kegiatan tabur bunga di perairan sekitar dermaga Sodong, Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.
Koordinator Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan se-Nusakambangan dan Cilacap, I Putu Murdiana, mengatakan, kegiatan dalam rangka peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-58 yang digelar di atas Kapal Meranti 7-01 itu untuk mengenang tragedi tenggelamnya Kapal Pengayoman IV pada 2021 yang mengakibatkan dua orang meninggal, salah seorang di antaranya pegawai LP Batu Nusakambangan atas nama Wahyu Hidayat.
"Sengaja kami menggelar tabur bunga ini di atas Kapal Meranti dan dilaksanakan di tengah laut antara Pulau Jawa dan Pulau Nusakambangan karena kami menghormati rekan kami yang tahun lalu mengalami musibah tenggelamnya Kapal Pengayoman IV dalam perjalanan dari Cilacap menuju Nusakambangan," kata dia yang juga Kepala LPI Batu Nusakambangan.
Dalam hal ini, kata dia, tabur bunga tersebut untuk mengenang jasa almarhum Wahyu Hidayat selama bertugas hingga akhir hayatnya.
Menurut dia, kegiatan tabur bunga tersebut melibatkan seluruh UPT Pemasyarakatan maupun Imigrasi yang ada di Pulau Nusakambangan dan Cilacap. "Ada 12 UPT yang ikut pada hari ini, perwakilan dari pejabat struktural, ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan, dan alumnus Politeknik Ilmu Pemasyarakatan)Angkatan 52," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pascatenggelamnya Kapal Pengayoman IV, mereka menyewa Kapal Meranti 7-01 sebagai sarana penyeberangan bagi pegawai LP dari Cilacap menuju Nusakambangan untuk melaksanakan tugasnya.
Menurut dia, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM telah membuat usulan pengadaan kapal sendiri dan saat ini sedang dalam proses pengerjaan.
"Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah selesai, sehingga kebutuhan transportasi penyeberangan dari Cilacap ke Nusakambangan tidak mengalami kendala. Ke depan, kami juga akan koordinasi antarinstansi terkait dengan pelayaran karena jangan sampai musibah tersebut terulang kembali," katanya.
Kapal Pengayoman IV tenggelam di perairan utara Pulau Nusakambangan dalam pelayaran dari dermaga Wijayapura, Cilacap, menuju Dermaga Sodong, Pulau Nusakambangan, setelah terbalik akibat terhempas angin kencang pada Jumat, 17 September 2021.
Kapal yang berangkat dari dermaga Wijayapura pada pukul 08.50 WIB membawa tujuh penumpang, termasuk awak kapal, satu unit sepeda motor, serta dua truk bermuatan pasir untuk keperluan proyek pembangunan tiga lapas baru di Nusakambangan.
Sekitar pukul 09.00 WIB, kapal itu terhempas angin dan terbalik. Akibat kejadian tersebut, dua penumpang meninggal dunia dan lima orang lainnya selamat. Lima korban selamat terdiri atas Subagyo Antoro yang merupakan nakhoda, Diki dan Melga selaku anak buah kapal, Suheris (sopir truk), serta Sulianto (penumpang). Sementara dua korban meninggal dunia terdiri atas Wahyu Hidayat yang merupakan petugas Lapas Kelas I Batu dan Kardim selaku sopir truk.
Koordinator Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan se-Nusakambangan dan Cilacap, I Putu Murdiana, mengatakan, kegiatan dalam rangka peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-58 yang digelar di atas Kapal Meranti 7-01 itu untuk mengenang tragedi tenggelamnya Kapal Pengayoman IV pada 2021 yang mengakibatkan dua orang meninggal, salah seorang di antaranya pegawai LP Batu Nusakambangan atas nama Wahyu Hidayat.
"Sengaja kami menggelar tabur bunga ini di atas Kapal Meranti dan dilaksanakan di tengah laut antara Pulau Jawa dan Pulau Nusakambangan karena kami menghormati rekan kami yang tahun lalu mengalami musibah tenggelamnya Kapal Pengayoman IV dalam perjalanan dari Cilacap menuju Nusakambangan," kata dia yang juga Kepala LPI Batu Nusakambangan.
Dalam hal ini, kata dia, tabur bunga tersebut untuk mengenang jasa almarhum Wahyu Hidayat selama bertugas hingga akhir hayatnya.
Menurut dia, kegiatan tabur bunga tersebut melibatkan seluruh UPT Pemasyarakatan maupun Imigrasi yang ada di Pulau Nusakambangan dan Cilacap. "Ada 12 UPT yang ikut pada hari ini, perwakilan dari pejabat struktural, ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan, dan alumnus Politeknik Ilmu Pemasyarakatan)Angkatan 52," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pascatenggelamnya Kapal Pengayoman IV, mereka menyewa Kapal Meranti 7-01 sebagai sarana penyeberangan bagi pegawai LP dari Cilacap menuju Nusakambangan untuk melaksanakan tugasnya.
Menurut dia, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM telah membuat usulan pengadaan kapal sendiri dan saat ini sedang dalam proses pengerjaan.
"Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah selesai, sehingga kebutuhan transportasi penyeberangan dari Cilacap ke Nusakambangan tidak mengalami kendala. Ke depan, kami juga akan koordinasi antarinstansi terkait dengan pelayaran karena jangan sampai musibah tersebut terulang kembali," katanya.
Kapal Pengayoman IV tenggelam di perairan utara Pulau Nusakambangan dalam pelayaran dari dermaga Wijayapura, Cilacap, menuju Dermaga Sodong, Pulau Nusakambangan, setelah terbalik akibat terhempas angin kencang pada Jumat, 17 September 2021.
Kapal yang berangkat dari dermaga Wijayapura pada pukul 08.50 WIB membawa tujuh penumpang, termasuk awak kapal, satu unit sepeda motor, serta dua truk bermuatan pasir untuk keperluan proyek pembangunan tiga lapas baru di Nusakambangan.
Sekitar pukul 09.00 WIB, kapal itu terhempas angin dan terbalik. Akibat kejadian tersebut, dua penumpang meninggal dunia dan lima orang lainnya selamat. Lima korban selamat terdiri atas Subagyo Antoro yang merupakan nakhoda, Diki dan Melga selaku anak buah kapal, Suheris (sopir truk), serta Sulianto (penumpang). Sementara dua korban meninggal dunia terdiri atas Wahyu Hidayat yang merupakan petugas Lapas Kelas I Batu dan Kardim selaku sopir truk.