"Saya titip, karena pengertian anak-anak tidak hanya yang sekolah, tapi anak-anak yang juga tidak sekolah, termasuk anak-anak jalanan, maka kami minta tolong kawan-kawan yang punya kepedulian kepada mereka, kumpulkan mereka biar kami nanti yang datang untuk nyuntik," kata Ganjar usai meninjau pelaksanaan vaksinasi pada anak di Kabupaten Boyolali, Rabu.
Gubernur mengemukakan, strategi jemput bola bisa diterapkan untuk memberikan pelayanan vaksinasi COVID-19 kepada anak-anak yang tidak sekolah seperti anak jalanan.
Selain itu, ia melanjutkan, mobil pelayanan vaksinasi bisa dikerahkan untuk mendukung pelaksanaan pelayanan vaksinasi bagi anak-anak jalanan.
"Kami punya lima mobil vaksin, itu bisa digunakan untuk ini. Selain itu, anak jalanan itu kan ada komunitasnya, maka nanti akan kami ajak untuk berpartisipasi. Kelompok-kelompok masyarakat ini kan keren, mereka yang selama ini mendampingi tahu psikologisnya, dan kami tinggal menyiapkan vaksinasinya," kata dia.
Ganjar mengatakan bahwa pelayanan vaksinasi bagi anak-anak usia enam sampai 11 tahun sampai sekarang masih berlangsung di wilayah Jawa Tengah.
Menurut dia, pemerintah berupaya mempercepat pelaksanaan vaksinasi pada anak usia enam sampai 11 tahun dengan menyelenggarakan pelayanan vaksinasi di sekolah.
"Itu cara yang paling cepat dan relatif anak-anak tadi juga bergembira menyambut situasi vaksin bersama dengan teman-temannya dan mudah-mudahan capaiannya nanti bisa lebih cepat," katanya.
Saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Kota Pekalongan pada 20 Desember 2021, Gubernur mengatakan bahwa jumlah anak usia enam sampai 11 tahun yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah sekitar dua jutaan.