Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Lalu M. Syafriadi meminta panitia pelaksana penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha mematuhi protokol pencegahan COVID-19 dan ketentuan pengadaan hewan kurban.
"Selain protokol kesehatan, penting untuk meminta surat keterangan kesehatan hewan (SKKH), jika membeli hewan kurban untuk mengetahui kelaikannya," katanya di Semarang, Kamis.
Maklumat Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tentang pemotongan hewan kurban pada masa pandemi COVID-19, ia menjelaskan, penyembelihan hewan kurban diutamakan dilaksanakan di rumah pemotongan hewan (RPH).
Baca juga: Jelang Idul Adha, peternak di Desa Datar Banyumas kebanjiran pesanan hewan kurban
"Bilamana RPH tidak memenuhi jumlahnya, bisa dilakukan di masjid atau sesuai dengan tempat yang dipilih oleh panitia. Itu pun harus menerapkan protokol kesehatan," kata Lalu.
Panitia kurban yang tidak melaksanakan penyembelihan hewan kurban di RPH, ia melanjutkan, harus meminimalkan kemungkinan terjadi kerumunan serta menaati protokol kesehatan.
Ia menambahkan, petugas yang menyembelih hewan kurban harus memakai masker dan pelindung wajah, menggunakan pembersih tangan sesering mungkin, dan menjaga jarak minimal satu meter dengan anggota panitia yang lain.
"Saya mohon kepada panitia untuk pelaksanaan jangan libatkan banyak orang. Daging kurban harapannya juga diserahkan ke rumah-rumah atau tidak dibagikan bergerombol dalam kerumunan dan satu tempat," katanya.
Lalu mengatakan bahwa dinas akan mengecek kesehatan hewan bersama dinas peternakan di kabupaten/kota serta melatih para juru sembelih hewan kurban.
"Kami juga akan bersama persatuan dokter hewan seluruh Indonesia bergerak ke tempat pemotongan hewan untuk melakukan pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem hewan. Apakah hewan tersebut layak disembelih. Kalaupun layak, nanti dicek apakah ada cacing hati, kalau ada seluruh jeroan akan disita dan dimusnahkan. Itu supaya manusia tidak ikut tertular," katanya.
Mengenai kecukupan pasokan hewan kurban, Lalu mengatakan bahwa saat ini stoknya melimpah. Menurut dia, ada sekitar lima juta sapi, kerbau, kambing, dan domba di Jawa Tengah.
"Selain protokol kesehatan, penting untuk meminta surat keterangan kesehatan hewan (SKKH), jika membeli hewan kurban untuk mengetahui kelaikannya," katanya di Semarang, Kamis.
Maklumat Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tentang pemotongan hewan kurban pada masa pandemi COVID-19, ia menjelaskan, penyembelihan hewan kurban diutamakan dilaksanakan di rumah pemotongan hewan (RPH).
Baca juga: Jelang Idul Adha, peternak di Desa Datar Banyumas kebanjiran pesanan hewan kurban
"Bilamana RPH tidak memenuhi jumlahnya, bisa dilakukan di masjid atau sesuai dengan tempat yang dipilih oleh panitia. Itu pun harus menerapkan protokol kesehatan," kata Lalu.
Panitia kurban yang tidak melaksanakan penyembelihan hewan kurban di RPH, ia melanjutkan, harus meminimalkan kemungkinan terjadi kerumunan serta menaati protokol kesehatan.
Ia menambahkan, petugas yang menyembelih hewan kurban harus memakai masker dan pelindung wajah, menggunakan pembersih tangan sesering mungkin, dan menjaga jarak minimal satu meter dengan anggota panitia yang lain.
"Saya mohon kepada panitia untuk pelaksanaan jangan libatkan banyak orang. Daging kurban harapannya juga diserahkan ke rumah-rumah atau tidak dibagikan bergerombol dalam kerumunan dan satu tempat," katanya.
Lalu mengatakan bahwa dinas akan mengecek kesehatan hewan bersama dinas peternakan di kabupaten/kota serta melatih para juru sembelih hewan kurban.
"Kami juga akan bersama persatuan dokter hewan seluruh Indonesia bergerak ke tempat pemotongan hewan untuk melakukan pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem hewan. Apakah hewan tersebut layak disembelih. Kalaupun layak, nanti dicek apakah ada cacing hati, kalau ada seluruh jeroan akan disita dan dimusnahkan. Itu supaya manusia tidak ikut tertular," katanya.
Mengenai kecukupan pasokan hewan kurban, Lalu mengatakan bahwa saat ini stoknya melimpah. Menurut dia, ada sekitar lima juta sapi, kerbau, kambing, dan domba di Jawa Tengah.
Kendati demikian, pada Hari Raya Idul Adha masih ada hewan kurban yang didatangkan dari Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Oleh karena itu, pemerintah daerah menyiagakan Pos Kesehatan Hewan dan Pos Lalu Lintas Ternak (PLLT) untuk memastikan hewan yang datang dari luar Jawa Tengah bebas dari penyakit.
Baca juga: Kemenag Surakarta ajak warga shalat Idul Adha di rumah