Biadab, kawanan begal rampok nakes saat ganti ban ambulans
Bengkulu (ANTARA) - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengutuk aksi sekawanan begal yang merampok tenaga kesehatan (nakes) pembawa ambulans di perbatasan Provinsi Bengkulu-Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), pada Sabtu (03/07).
Ketua PPNI Provinsi Bengkulu Fauzan Adriansyah saat jumpa pers di Bengkulu, Senin, menilai aksi begal itu dinilai biadab karena merampok fasilitas kesehatan, apalagi korbannya adalah tenaga medis yang sedang menjalankan tugas menangani COVID-19.
"Kita sudah lelah dan capek melaksanakan tugas penanganan COVID-19. Kami minta masyarakat jangan berbuat semena-mena dan kami mengutuk peristiwa itu," kata Fauzan.
Ia mengatakan pihaknya telah melaporkan peristiwa pembegalan yang dialami seorang perawat di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, kepada Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPNI di Jakarta.
Menurut dia, PPNI akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas dan seluruh pelaku ditangkap. PPNI akan memberikan pendampingan terhadap korban karena korban saat ini dalam kondisi trauma.
"Kami menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada kepolisian. Kami berharap pelaku bisa segera ditangkap dan mendapatkan hukuman setimpal," katanya.
Peristiwa pembegalan yang dialami seorang perawat di Kabupaten Rejang Lebong terjadi saat dirinya usai mengantarkan pasien COVID-19 ke salah satu rumah sakit di Kota Lubuklinggau, Sumsel, pada Sabtu (03/7) sekitar pukul 01.00 WIB.
Saat itu, ambulans yang ditumpanginya berhenti di Desa Kepala Curup, Kecamatan Binduriang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, karena mengalami pecah ban.
Saat sopir ambulans sedang mengganti ban, datang tujuh orang pria yang berpura-pura menawarkan bantuan. Namun, sesaat kemudian kawanan begal itu malah menodongkan pisau dan meminta sopir serta satu orang perawat yang menuggu di dalam mobil menyerahkan barang berharga milik mereka.
Kawanan begal ini berhasil membawa kabur dua unit telepon genggam, uang tunai Rp150 ribu, dan beberapa alat kesehatan lain.
Penyelidikan kasus itu saat ini ditangani Polres Rejang Lebong yang dibantu Polda Bengkulu. Polisi masih memburu tujuh orang pelaku yang telah diketahui identitasnya.
Ketua PPNI Provinsi Bengkulu Fauzan Adriansyah saat jumpa pers di Bengkulu, Senin, menilai aksi begal itu dinilai biadab karena merampok fasilitas kesehatan, apalagi korbannya adalah tenaga medis yang sedang menjalankan tugas menangani COVID-19.
"Kita sudah lelah dan capek melaksanakan tugas penanganan COVID-19. Kami minta masyarakat jangan berbuat semena-mena dan kami mengutuk peristiwa itu," kata Fauzan.
Ia mengatakan pihaknya telah melaporkan peristiwa pembegalan yang dialami seorang perawat di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, kepada Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPNI di Jakarta.
Menurut dia, PPNI akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas dan seluruh pelaku ditangkap. PPNI akan memberikan pendampingan terhadap korban karena korban saat ini dalam kondisi trauma.
"Kami menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada kepolisian. Kami berharap pelaku bisa segera ditangkap dan mendapatkan hukuman setimpal," katanya.
Peristiwa pembegalan yang dialami seorang perawat di Kabupaten Rejang Lebong terjadi saat dirinya usai mengantarkan pasien COVID-19 ke salah satu rumah sakit di Kota Lubuklinggau, Sumsel, pada Sabtu (03/7) sekitar pukul 01.00 WIB.
Saat itu, ambulans yang ditumpanginya berhenti di Desa Kepala Curup, Kecamatan Binduriang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, karena mengalami pecah ban.
Saat sopir ambulans sedang mengganti ban, datang tujuh orang pria yang berpura-pura menawarkan bantuan. Namun, sesaat kemudian kawanan begal itu malah menodongkan pisau dan meminta sopir serta satu orang perawat yang menuggu di dalam mobil menyerahkan barang berharga milik mereka.
Kawanan begal ini berhasil membawa kabur dua unit telepon genggam, uang tunai Rp150 ribu, dan beberapa alat kesehatan lain.
Penyelidikan kasus itu saat ini ditangani Polres Rejang Lebong yang dibantu Polda Bengkulu. Polisi masih memburu tujuh orang pelaku yang telah diketahui identitasnya.