Banjarnegara (ANTARA) - Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara mengembangkan prototipe aplikasi sirine tsunami berbasis telepon selular android dalam rangka memperkuat upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana.
"Ini merupakan aplikasi sirine tsunami berbasis telepon selular yang dikembangkan oleh BMKG Banjarnegara sebagai media yang akan memudahkan BPBD setempat untuk menyampaikan perintah evakuasi ke masyarakat atau 'user' jika ada peringatan dini tsunami," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Kamis.
Dia mengatakan aplikasi tersebut bernama "SIRITA" yang bisa diunduh oleh masyarakat melalui telepon selular masing-masing.
"Aplikasi SIRITA hanya berfungsi dengan baik di perangkat yang mendukung 'google cloud service'," katanya.
Dia menambahkan sebelum melakukan instalasi aplikasi SIRITA, maka penggguna perlu memastikan bahwa perangkat lunak di telepon selular masing-masing sudah menggunakan versi terbaru.
"Pastikan semua aplikasi di 'playstore' sudah 'update' ke versi terbaru," katanya.
Setelah aplikasi SIRITA terinstalasi di telepon selular masing-masing, kata dia, maka akan ada notifikasi untuk memberi otorisasi.
"Pengguna bisa menekan tombol pilihan 'while using the app'," katanya.
Kemudian, kata dia, pengguna bisa menekan lingkaran bulat dengan gambar orang berlari yang ada di dalamnya.
"Jika ada permintaan untuk mengizinkan akses lokasi maka pilih opsi izinkan. Setelah itu, pengguna bisa menekan tombol home pada telepon selular masing-masing dan akan ada tampilan 'do not disturb permission', lalu arahkan tombol ke bawah, lalu tekah 'allow' dan pastikan aplikasi SIRITA telah terpasang dengan baik," katanya.
Dia mengatakan untuk menguji kehandalan aplikasi itu, maka pihaknya telah melakukan uji coba aktivasi sirine pada tanggal 26 April 2021.
"Hasilnya sesuai dengan harapan, sirine berbunyi di perangkat telepon selular yang telah menginstalasi aplikasi ini," katanya.
Pihaknya berharap inovasi yang telah dikembangkan ini dapat berkontribusi positif dalam upaya mitigasi pengurangan risiko bencana tsunami.