Cilacap (ANTARA) - Wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng masih berpeluang terjadi hujan, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Ward
"Ini karena hingga sekarang masih berlangsung musim hujan dan anginnya masih baratan murni. Kemudian masih ada siklon tropis di belahan bumi selatan," katanya di Cilacap, Senin.
Terkait dengan banyaknya sambaran petir dan cuaca cenderung panas, dia mengatakan hal itu disebabkan pada bulan Maret terjadi pergeseran semu matahari dari belahan bumi selatan menuju belahan bumi utara.
Baca juga: Hujan es terjadi di Yogyakarta
Dalam hal ini, kata dia, posisi matahari pada tanggal 23 Maret 2021 berada tepat di garis khatulistiwa atau ekuator.
"Pada saat-saat sekarang ini, matahari mau mendekati wilayah Jawa, sehingga panasnya terasa menyengat. Sebenarnya masih banyak karena dari pantauan kami, intensitasnya masih ringan-sedang, kadang ada yang lebat," katanya.
Bahkan berdasarkan prakiraan cuaca, kata dia, akumulasi curah pada bulan Maret masih masuk kategori musim hujan, yakni untuk wilayah Jateng selatan di atas 150 milimeter per bulan, sedangkan wilayah pegunungan tengah Jateng di atas 400 milimeter per bulan.
Kendati demikian, dia mengatakan intensitas hujan lambat laun akan berkurang seiring dengan datangnya masa pancaroba atau transisi dari musim hujan menuju kemarau.
Terkait dengan siklon tropis di belahan bumi selatan, Teguh mengatakan hal itu muncul di Samudra Hindia barat Australia.
"Berdasarkan data pada Minggu (7/3) malam, siklon tropis bernama Havana itu masih berada di Samudra Hindia barat Australia. Kemudian di wilayah Australia bagian utara juga masih ada tekanan rendah," katanya.
Menurut dia, hal itu berarti masih ada pengaruh monsun, sehingga masih ada angin baratan yang identik dengan musim hujan.
Ia mengakui munculnya siklon tropis dan tekanan rendah di Australia berpengaruh terhadap turunnya hujan dengan intensitas rendah hingga sedang di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng dalam dua hari terakhir meskipun tidak signifikan.
"Siklon tropis dan tekanan rendah di Australia akan menarik angin dari wilayah Asia yang membawa massa udara lembap atau banyak mengandung uap air, sehingga terjadi hujan dalam dua hari terakhir," katanya.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan pihaknya juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berlaku hingga tanggal 10 Maret 2021.
Dalam hal ini, tinggi gelombang di perairan selatan Sukabumi, perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, perairan selatan Yogyakarta, dan Samudra Hindia selatan Jabar hingga DIY berpotensi mencapai kisaran 2,5-4 meter atau masuk kategori tinggi.
"Potensi gelombang tinggi tersebut disebabkan adanya peningkatan kecepatan angin yang bergerak dari arah barat-utara dengan kecepatan berkisar 5-20 knot," katanya.
Baca juga: RRI Purwokerto dan BMKG bekerja sama sampaikan informasi cuaca
Baca juga: BMKG siap dukung operasional Bandara JB Soedirman Purbalingga