100 perajin batik di Batang peroleh sertifikasi
Batang (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Balai Besar Kerajinan dan Batik akan memberikan sertifikasi kepada 100 perajin batik di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, setelah mereka melakukan uji kompetensi membatik.
Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Muh Ricky Fauziyani di Batang, Senin, mengatakan bahwa sertifikasi ini sebagai bentuk pengakuan pada perajin batik terhadap kompetensi yang dimilikinya dalam membatik.
"Sertifikasi kompetensi merupakan pengakuan pada perajin yang sudah berkecimpung di dunia usaha batik," katanya usai memberikan pengarahan pelatihan membatik kepada para perajin batik di Batang.
Baca juga: Lindungi konsumen, DPRD Kota Semarang susun Raperda Makanan Halal dan Higienis
Ricky mengatakan pelatihan batik yang akan mendapatkan sertifikasi ini merupakan wujud keberpihakan pemerintah terhadap warisan budaya yang sudah ditetapkan oleh UNESCO.
"Kami siap memberikan sertifikasi pada 100 perajin batik di Batang. Sebelumnya, Kemenparekraf juga sudah memberikan sertifikasi 80 perajin batik di Kabupaten Magelang dan Rembang sebanyak 100 orang," katanya.
Direktur LSP Balai Besar Perajin dan Batik Subagyo Sujono Putro mengatakan pihaknya bertugas untuk memastikan dan memelihara kompetensi pekerja batik.
Pada uji kompetensi ini, kata dia, ada tiga hal yang harus diikuti oleh peserta yaitu keterampilan, pengetahuan, dan sikap.
"Sejak 2015, kami sudah mengeluarkan sertifikasi bagi pekerja batik di Indonesia sekitar 15.000. Semula kita setiap tahun menargetkan sertifikasi sebanyak 2.000 orang, namun karena di tengah pandemi COVID-19 hanya 1.000 orang," katanya.
Ia menambahkan jumlah pekerja batik yang tercatat di Kementerian Perindustrian mencapai sekitar 300 ribu orang, tetapi mereka masih banyak yang belum memiliki sertifikasi profesi membatik.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Batang Wahyu Budi Santoso mengatakan pemkab mengapresiasi Kemenparekraf yang telah menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pada perajin batik.
"Hasil dari sertifikasi ini akan tercatat dalam data base Kemenparekraf untuk berbagai kepentingan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pekerja batik," katanya.
Baca juga: LSP Smicecomm dorong pelaku usaha MICE punya sertifikasi kompetensi
Baca juga: Pentingnya sertifikasi mutu benih ikan
Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Muh Ricky Fauziyani di Batang, Senin, mengatakan bahwa sertifikasi ini sebagai bentuk pengakuan pada perajin batik terhadap kompetensi yang dimilikinya dalam membatik.
"Sertifikasi kompetensi merupakan pengakuan pada perajin yang sudah berkecimpung di dunia usaha batik," katanya usai memberikan pengarahan pelatihan membatik kepada para perajin batik di Batang.
Baca juga: Lindungi konsumen, DPRD Kota Semarang susun Raperda Makanan Halal dan Higienis
Ricky mengatakan pelatihan batik yang akan mendapatkan sertifikasi ini merupakan wujud keberpihakan pemerintah terhadap warisan budaya yang sudah ditetapkan oleh UNESCO.
"Kami siap memberikan sertifikasi pada 100 perajin batik di Batang. Sebelumnya, Kemenparekraf juga sudah memberikan sertifikasi 80 perajin batik di Kabupaten Magelang dan Rembang sebanyak 100 orang," katanya.
Direktur LSP Balai Besar Perajin dan Batik Subagyo Sujono Putro mengatakan pihaknya bertugas untuk memastikan dan memelihara kompetensi pekerja batik.
Pada uji kompetensi ini, kata dia, ada tiga hal yang harus diikuti oleh peserta yaitu keterampilan, pengetahuan, dan sikap.
"Sejak 2015, kami sudah mengeluarkan sertifikasi bagi pekerja batik di Indonesia sekitar 15.000. Semula kita setiap tahun menargetkan sertifikasi sebanyak 2.000 orang, namun karena di tengah pandemi COVID-19 hanya 1.000 orang," katanya.
Ia menambahkan jumlah pekerja batik yang tercatat di Kementerian Perindustrian mencapai sekitar 300 ribu orang, tetapi mereka masih banyak yang belum memiliki sertifikasi profesi membatik.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Batang Wahyu Budi Santoso mengatakan pemkab mengapresiasi Kemenparekraf yang telah menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pada perajin batik.
"Hasil dari sertifikasi ini akan tercatat dalam data base Kemenparekraf untuk berbagai kepentingan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pekerja batik," katanya.
Baca juga: LSP Smicecomm dorong pelaku usaha MICE punya sertifikasi kompetensi
Baca juga: Pentingnya sertifikasi mutu benih ikan