Jakarta (ANTARA) - Warga negara (WN) Prancis, tersangka kasus eksploitasi seksual 305 anak, Francois Abello Camille (FAC) alias Frans (65), meninggal dunia pada Minggu malam (12/7) akibat upaya bunuh diri oleh yang bersangkutan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan tersangka Frans kepergok menjerat lehernya sendiri menggunakan kabel di dalam sel Rutan Polda Metro Jaya pada Kamis (9/7).
"Saat petugas jaga tahanan melakukan patroli pengecekan di ruang-ruang tahanan menemukan FAC dalam kondisi terikat lehernya dengan seutas kabel. Ada kabel yang terikat tetapi tidak tergantung," kata Yusri di Mako Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin.
Petugas yang memergoki Frans dalam kondisi lemas kemudian langsung melepaskan jeratan kabel tersebut dan melarikan tersangka ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Sempat diketahui oleh petugas saat itu juga dan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dilakukan perawatan dan tindakan medis," ujarnya
Meski sudah mendapat perawatan medis di rumah sakit, tersangka akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB.
"Kurang lebih tiga hari dilakukan perawatan, tadi malam sekitar pukul 20.00 WIB tersangka tersebut meninggal dunia," kata Yusri.
Terkait kabel yang digunakan tersangka untuk gantung diri, Yusri menjelaskan memang ada kabel yang terpasang di plafon sel yang ditempati oleh Frans.
Namun kabel itu letaknya sangat tinggi dan tidak terjangkau oleh tersangka yang pernah ditahan disel tersebut.
Meski demikian tersangka Frans yang berperawakan cukup tinggi memanjat tembok kamar mandi dan berhasil menggapai kabel itu dan menggunakannya untuk menjerat lehernya sendiri.
"Setelah dilakukan rekonstruksi diketahui memang betul bahwa memang kabel itu sangat tinggi tidak mungkin bisa digapai, kabel itu adanya di ujung (atas) dalam sel tahanan khususnya," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kabid Dokkes Polda Metro Jaya, Kombes Pol dr Umar Shahab mengatakan penyebab kematian Frans adalah akibat kekurangan pasokan oksigen ke otak dan organ-organ penting lainnya.
"Diagnosa dari dokter yang merawat jelas hasil rontgen ada retak tulang belakang di leher. Jadi menyebabkan sum-sumnya itu kena jerat menyebabkan suplai oksigen ke otak dan organ-organ penting itu berkurang, itu yang menyebabkannya," pungkas Umar.
Berita Terkait
Kemenkumham dorong WNI naturalisasi asal Prancis beri kontribusi bagi RI
Kamis, 14 November 2024 12:49 Wib
Operasi Jagratara III, Keimigrasian Jateng amankan 11 WNA
Selasa, 15 Oktober 2024 16:19 Wib
WNA asal Mesir dideportasi Imigrasi Pemalang
Jumat, 11 Oktober 2024 19:13 Wib
Polri ungkap kasus judi daring yang dikendalikan WNA China
Selasa, 8 Oktober 2024 16:52 Wib
Kemenkumham Jateng tindak 10 WNA pelanggar aturan keimigrasian
Senin, 26 Agustus 2024 13:02 Wib
Dua WNA asal Iran dideportasi Imigrasi Pemalang
Kamis, 1 Agustus 2024 22:09 Wib
Jokowi luncurkan Golden Visa, permudah WNA berinvestasi dan berkarya di RI
Kamis, 25 Juli 2024 15:27 Wib
Kemenkumham Jateng ambil sumpah WNA pemohon naturalisasi
Selasa, 30 April 2024 11:32 Wib