"Seluruh rumah sakit rujukan harus melakukan pengawasan secara khusus, terlebih setiap hari ada penambahan pasien yang berimbas langsung pada kuantitas limbah, maka harus hati-hati," katanya di Semarang, Kamis.
Ganjar mengungkapkan hingga saat ini belum ada kendala berarti terkait limbah medis di Jateng, selama penanganan COVID-19.
Hal itu berarti semua limbah masih terkelola dengan semestinya.
Namun, dirinya ingin semua pihak tetap waspada, apalagi jika kondisi semakin memburuk.
"Kita mendisiplinkan dan melakukan kontrol agar tidak bocor, makanya harus disiapkan betul-betul agar tidak bocor," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Ganjar minta Pemkot Tegal ikuti PSBB pemerintah pusat
Salah satunya, kata dia, menjaga agar tidak terjadi kebocoran dengan pemanfaatan ulang limbah-limbah medis.
Ganjar mengaku telah menerima aduan pemanfaatan limbah medis, berupa masker, di mana setelah dibuang, masker-masker yang telah digunakan itu dicuci kemudian diperjualbelikan.
"Makanya tadi saya tanya ke dokter, bagaimana maskernya? Lebih baik digunting setelah digunakan sehingga tidak bisa dipakai atau diolah dan dijual," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pemanfaatan ulang limbah-limbah medis tersebut juga sangat membahayakan, terlebih jika dilakukan oleh pihak yang tidak memiliki kompetensi serta didukung peralatan yang memadai.
"Karena yang mengambil berbahaya, yang mengolah dan apalagi yang memakai ulang itu berbahaya. Karena pasti pengolahannya tidak seperti di dunia kedokteran atau di rumah sakit. Di sana kan canggih, ada pembunuh kumannya, virus dengan cara dan alat-alat yang canggih," ujar Ganjar.
Baca juga: Ganjar segera percepat penanganan COVID-19
Baca juga: Jateng siapkan Rp1,4 triliun untuk penanganan COVID-19