PGN percepat pembangunan insfrastruktur Terminal LNG Teluk Lamong
Semarang (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mempercepat pembangunan Terminal LNG Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur untuk memenuhi pasokan gas bumi dan akan mulai diuji coba pada Mei 2020 dengan kapasitas 40 MMSCF.
“Di tengah kondisi penyebaran COVID-19, kami tetap berkomitmen menyelesaikan proyek ini. Saat ini progress-nya sudah sekitar 90 persen. Pada uji coba Mei, gas akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah Jawa Timur, baik yang disalurkan melalui gas pipa maupun dalam bentuk retail LNG,” kata Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Redy Ferryanto, Kamis.
Redy menjelaskan, Terminal LNG Teluk Lamong merupakan bagian dari proyek strategis PGN agar dapat memberikan pelayanan yang massif dari pemanfaatan gas bumi karena berdasarkan perhitungan, apabila pembangunan Terminal LNG Teluk Lamong rampung secara permanen, dapat memenuhi demand gas di Jawa Timur sebesar 180 MMSCFD pada tahun 2023.
“Dengan diselesaikannya pembangunan LNG Teluk Lamong, juga dapat menjadi optimalisasi portofolio LNG domestik maupun ketahanan pasokan gas bagi jaringan terintegrasi trans Jawa dan Trans Sumatera ke depan,” tambah Redy.
Menurut Redy, jaringan pipa gas dan Terminal LNG Teluk Lamong ini akan menjamin wilayah baru mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan, sehingga dapat mendukung berkembangnya sentra industri baru yang diharapkan dapat berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Perhitungan kami, akan ada peningkatan pelanggan industri baru di Jawa Timur apabila pasokan dan distribusi gas terjamin. Dengan demand diatas 160 MMSCFD, pada rencana kerja PGN 2020, secara keseluruhan target PGN untuk penambahan pelanggan industri baru sebanyak 650 pelanggan,” kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama.
“Dalam lima tahun ke depan, PGN menargetkan volume 1800 BBTUD Niaga Domestik dapat diwujudkan, salah satunya untuk menyokong produktivitas industri dalam negeri. Tak hanya di Jawa Timur, tetapi juga untuk ketersediaan gas yang handal dapat memajukan industri di wilayah lain,” tambah Rachmat.
Adapun penambahan infrastruktur gas untuk menunjang target tersebut yaitu 500 KM pipa distribusi untuk eksisting dan perluasan wilayah, 528 KM pipa transmisi, 7 LNG Filling Station untuk truk maupun kapal, 5 FSRU, dan 34 Mini LNG untuk seluruh sektor pengguna gas Bumi.
Baca juga: Kebutuhan Jawa Tengah terhadap infrastruktur gas Bumi sangat mendesak
“Di tengah kondisi penyebaran COVID-19, kami tetap berkomitmen menyelesaikan proyek ini. Saat ini progress-nya sudah sekitar 90 persen. Pada uji coba Mei, gas akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah Jawa Timur, baik yang disalurkan melalui gas pipa maupun dalam bentuk retail LNG,” kata Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Redy Ferryanto, Kamis.
Redy menjelaskan, Terminal LNG Teluk Lamong merupakan bagian dari proyek strategis PGN agar dapat memberikan pelayanan yang massif dari pemanfaatan gas bumi karena berdasarkan perhitungan, apabila pembangunan Terminal LNG Teluk Lamong rampung secara permanen, dapat memenuhi demand gas di Jawa Timur sebesar 180 MMSCFD pada tahun 2023.
“Dengan diselesaikannya pembangunan LNG Teluk Lamong, juga dapat menjadi optimalisasi portofolio LNG domestik maupun ketahanan pasokan gas bagi jaringan terintegrasi trans Jawa dan Trans Sumatera ke depan,” tambah Redy.
Menurut Redy, jaringan pipa gas dan Terminal LNG Teluk Lamong ini akan menjamin wilayah baru mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan, sehingga dapat mendukung berkembangnya sentra industri baru yang diharapkan dapat berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Perhitungan kami, akan ada peningkatan pelanggan industri baru di Jawa Timur apabila pasokan dan distribusi gas terjamin. Dengan demand diatas 160 MMSCFD, pada rencana kerja PGN 2020, secara keseluruhan target PGN untuk penambahan pelanggan industri baru sebanyak 650 pelanggan,” kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama.
“Dalam lima tahun ke depan, PGN menargetkan volume 1800 BBTUD Niaga Domestik dapat diwujudkan, salah satunya untuk menyokong produktivitas industri dalam negeri. Tak hanya di Jawa Timur, tetapi juga untuk ketersediaan gas yang handal dapat memajukan industri di wilayah lain,” tambah Rachmat.
Adapun penambahan infrastruktur gas untuk menunjang target tersebut yaitu 500 KM pipa distribusi untuk eksisting dan perluasan wilayah, 528 KM pipa transmisi, 7 LNG Filling Station untuk truk maupun kapal, 5 FSRU, dan 34 Mini LNG untuk seluruh sektor pengguna gas Bumi.
Baca juga: Kebutuhan Jawa Tengah terhadap infrastruktur gas Bumi sangat mendesak