Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Muchamad Nabil Haroen mengatakan ketersediaan masker di Rumah Sakit Moewardi Surakarta menipis karena tidak ada pasokan dari vendor.
"Penanganan pasien positif COVID-19 sudah dilakukan sesuai dengan standar protokol WHO. Ketersediaan ruang isolasi juga mencukupi. Hanya saja persediaan alat pelindung diri (APD), khususnya masker semakin menipis, karena tidak ada pasokan dari vendor. Rentang habis APD tinggal satu bulan lagi," ujar Nabil dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Nabil yang merupakan legislator dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menambahkan dirinya melakukan sidak ke rumah sakit itu, begitu pemerintah daerah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) akibat penyebaran virus COVID-19.
Nabil memohon kepada masyarakat untuk menahan diri, menjaga diri agar tidak tertular sekaligus tidak menyebarkan virus corona dengan mengurangi aktivitas berkumpul dengan kolega, teman, atau keluarga dalam jumlah massal.
"Harus ada skala prioritas, sebisa mungkin menghindari kontak fisik dengan orang lain untuk mengurangi penyebaran virus. Tentu saja harus pada skala yang normal, sehingga tidak mengganggu kewajiban pekerjaan atau mencari nafkah."
Di sisi lain, bagi yang merasa sehat harus terus menjaga kesehatan. Konsumsi makanan yang higienis dan jamu-jamu tradisional/ herbal untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Jangan sampai merasa sehat, tapi ternyata terinfeksi virus dan menyebarkan ke ruang publik.
"Kita semua harus saling menjaga, untuk kebaikan bersama," imbuh dia.
Dia juga mengapresiasi pemerintah kota Surakarta yang bergerak cepat dan terbuka mengumumkan status KLB, meski konsekuensinya besar. Tapi, langkah cepat itu lebih baik daripada menunda, sehingga ada tindakan-tindakan pencegahan dan penanganan yang baik.
"Mari sama-sama menjaga diri untuk terus sehat, serta merawat diri bagi yang sakit. Jangan remehkan COVID-19, namun jangan panik. Semua berikhtiar untuk kesehatan dan kebaikan bersama," aja dia.*