Boyolali dilanda hujan abu dan pasir pascaerupsi Merapi
Boyolali (ANTARA) - Sebanyak dua wilayah kecamatan di Kabupaten Boyolali mengalami hujan abu disertai pasir tipis dampak dari erupsi Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jateng dan D.I. Yogyakarta, Selasa.
Menurut Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinungharjo, dua kecamatan di Boyolali yang terdampak hujan abu disertai pasir tipis setelah erupsi Merapi, yakni Musuk dan Tamansari yang berada di sisi utara gunung.
BPBD Boyolali sudah mengirim ribuan masker untuk masyarakat di daerah yang alami hujan abu disertai pasir tipis setelah erupsi Merapi.
"Warga tidak begitu merasakan karena abu turun dari puncak Merapi yang terbawa angin cukup tipis," kata Bambang saat di lokasi hujan abu Desa Sruni Musuk Boyolali.
Menurut dia, sebanyak 10.000 masker sebagai langkah antisipasi telah dibagikan di dua kecamatan tersebut. Masyarakat yang wilayah itu diimbau jangan keluar rumah dahulu atau menggunakan masker selama hujan abu masih berlangsung.
"Kami sedang menuju ke daerah Dukuh Sanggup yang berada paling atas di sisi utara Merapi untuk melihat kondisinya," katanya.
Baca juga: Merapi meletus dengan tinggi kolom asap 6 kilometer
Ajik (39) warga Desa Sruni Kecamatan Musuk mengatakan hujan abu di Desa Sruni terjadi sekitar pukul 06.00 WIB atau berjarak waktu sekitar setengah jam setelah erupsi Merapi.
"Hujan abu yang disertai pasir tipis ini, tidak begitu dirasakan warga Sruni. Mereka yang melakukan aktivitas di luar rumah sudah menggunakan masker. Warga beraktivitas seperti hari biasa," kata Ajik.
Banyak warga yang berada di dalam rumah menunggu hujan abu reda untuk beraktivitas seperti biasa.
Baca juga: Pascaerupsi Merapi, warga Selo Boyolali tetap beraktivitas biasa
Selain dua kecamatan di lereng Gunung Merapi itu, hujan abu juga terjadi di Boyolali Kota dan kecamatan Sawit. Hujan abu di daerah kota dan Sawit hanya tipis.
Kisno (56), warga Kecamatan Sawit menambahkan hujan abu juga terjadi di Sawit, tetapi hanya tipis. Warga juga melakukan aktivitas seperti biasa.
Begitu juga hujan abu juga terjadi di wilayah Boyolali Kota, meski hanya turun tipis tetapi dampaknya jalan menjadi berdebu.
"Dampak hujan abu tipis dari Merapi, jalan di Boyolali kota menjadi berdebu meski hanya tipis," kata Yulianto warga Jalan Merbabu Boyolali Kota.
Melalui akun resminya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta menyatakan Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinisi Jateng dan DI Yogyakarta tersebut erupsi pada Selasa, sekitar pukul 05.22 WIB.
Erupsi tercatat dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik dengan ketinggian kolom mencapai 6.000 meter dari puncak dan terjadi guguran ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak sekitar dua kilomter dan status waspada.
Menurut Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinungharjo, dua kecamatan di Boyolali yang terdampak hujan abu disertai pasir tipis setelah erupsi Merapi, yakni Musuk dan Tamansari yang berada di sisi utara gunung.
BPBD Boyolali sudah mengirim ribuan masker untuk masyarakat di daerah yang alami hujan abu disertai pasir tipis setelah erupsi Merapi.
"Warga tidak begitu merasakan karena abu turun dari puncak Merapi yang terbawa angin cukup tipis," kata Bambang saat di lokasi hujan abu Desa Sruni Musuk Boyolali.
Menurut dia, sebanyak 10.000 masker sebagai langkah antisipasi telah dibagikan di dua kecamatan tersebut. Masyarakat yang wilayah itu diimbau jangan keluar rumah dahulu atau menggunakan masker selama hujan abu masih berlangsung.
"Kami sedang menuju ke daerah Dukuh Sanggup yang berada paling atas di sisi utara Merapi untuk melihat kondisinya," katanya.
Baca juga: Merapi meletus dengan tinggi kolom asap 6 kilometer
Ajik (39) warga Desa Sruni Kecamatan Musuk mengatakan hujan abu di Desa Sruni terjadi sekitar pukul 06.00 WIB atau berjarak waktu sekitar setengah jam setelah erupsi Merapi.
"Hujan abu yang disertai pasir tipis ini, tidak begitu dirasakan warga Sruni. Mereka yang melakukan aktivitas di luar rumah sudah menggunakan masker. Warga beraktivitas seperti hari biasa," kata Ajik.
Banyak warga yang berada di dalam rumah menunggu hujan abu reda untuk beraktivitas seperti biasa.
Baca juga: Pascaerupsi Merapi, warga Selo Boyolali tetap beraktivitas biasa
Selain dua kecamatan di lereng Gunung Merapi itu, hujan abu juga terjadi di Boyolali Kota dan kecamatan Sawit. Hujan abu di daerah kota dan Sawit hanya tipis.
Kisno (56), warga Kecamatan Sawit menambahkan hujan abu juga terjadi di Sawit, tetapi hanya tipis. Warga juga melakukan aktivitas seperti biasa.
Begitu juga hujan abu juga terjadi di wilayah Boyolali Kota, meski hanya turun tipis tetapi dampaknya jalan menjadi berdebu.
"Dampak hujan abu tipis dari Merapi, jalan di Boyolali kota menjadi berdebu meski hanya tipis," kata Yulianto warga Jalan Merbabu Boyolali Kota.
Melalui akun resminya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta menyatakan Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinisi Jateng dan DI Yogyakarta tersebut erupsi pada Selasa, sekitar pukul 05.22 WIB.
Erupsi tercatat dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik dengan ketinggian kolom mencapai 6.000 meter dari puncak dan terjadi guguran ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak sekitar dua kilomter dan status waspada.