Jakarta (ANTARA) - Legenda bulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat memprihatinkan terjadinya penurunan prestasi di sektor putra dalam beberapa terakhir atau merosot tajam jika dibandingkan saat era kejayaannya sebagai atlet.
Taufik yang diwawancarai seusai mengisi kegiatan pertandingan eksebisi Kapolda Sumsel di GOR Dempo Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Jumat, mengatakan dibutuhkan upaya keras untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di kancah internasional terutama di sektor tunggal putra.
Menurutnya, keberhasilan terbaik saat ini yang hanya meraih meraih emas pada Asian Games 2018 di Jakarta atas nama Jonatan Christie setelah mengalahkan pemain Taiwan, Chou Tien Chen, 21-18, 20-22, 21-15) harus menjadi perhatian semua pihak. “Setelah itu, praktis tidak ada lagi hingga kini,” kata dia.
Baca juga: Puan harap kejayaan bulu tangkis Indonesia bangkit kembali
Baca juga: Sektor tunggal putra-putri terhenti di babak kedua Vietnam Open
Menurutnya, beberapa hal harus dibenahi untuk menonjolkan kembali pebulu tangkis putra Indonesia, diantaranya penggantian pelatih, baik pelatih fisik maupun pelatih teknik.
“Tinggal lagi berani tidak pengurusnya,” kata dia.
Taufik ke Palembang untuk mengikuti pertandingan ekshibisi ganda berpasangan dengan Wali Kota Palembang H Harnojoyo. Pasangan ini berhadapan dengan Kasdam II Sriwijaya Brigjen TNI Syafrial berpasangan dengan Hariyanto Arbi.
Taufik Hidayat merupakan satu dari sekian banyak atlet bulu tangkis Indonesia yang mencapai puncak prestasinya.
Ia merupakan peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final. Kemudian, pada 2005 ia menjadi juara dunia dengan mengalahkan pemain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia BWF dan Olimpiade secara berturut-turut.
Baca juga: Nasehat Rexy Mainaky bagi pemain muda