Jakarta (ANTARA) - Kebanyakan anak kecil akan menyambut Idul Fitri dengan riang gembira karena itu saatnya mereka menerima “Tunjangan Hari Raya” (THR) alias uang jajan dari sanak saudara yang biasanya langsung dibelanjakan.
Lain cerita dengan Alyssa Soebandono yang ternyata masih menyimpan THR pertamanya dari kakek dan nenek bertahun-tahun silam.
“Sudah enggak berlaku duitnya, masih gambar orangutan,” ujar Alyssa di Jakarta, Rabu, merujuk pada uang kertas pecahan Rp500 berwarna hijau gambar orangutan yang sudah tidak dipakai lagi.
Istri Dude Harlino itu mengungkapkan alasannya masih menyimpan uang Lebaran hingga bertahun-tahun karena mendengarkan apa kata kakek saat memberikan THR tersebut.
“Pas (dikasih) bingung nih (mau dibelikan apa), dibilang ‘uangnya disimpan ya,’ kata Eyang Kakung. Beneran disimpan deh,” tutur Alyssa yang menyimpannya dalam kotak penyimpanan kecil bersama uang-uang koin hasil pemberian sanak saudaranya selama bertahun-tahun kala Lebaran.
Bukan cuma uang kertas lawas yang ia simpan, uang-uang koin yang sudah tidak berlaku juga masih dijaga baik-baik. Termasuk di antaranya seplastik uang receh dengan nominal Rp25 hingga Rp1.
“Selebihnya disimpan, tapi sama mama, terus ditaruh di tabungan.”
Tahun ini, Alyssa dan Dude terkendala jadwal pekerjaan sehingga keduanya memutuskan untuk tidak mudik ke Malang, kampung halaman sang aktris.
Ketika masih belia, Alyssa mengenang serunya mempersiapkan segala tetek bengek untuk mudik ke kota tersebut melewati perjalanan darat. Ia menyukai proses berkemas di mana anak-anak ikut heboh menyiapkan barang apa yang harus dibawa.
“Barang apa yang kurang, ya mainan yang kurang,” seloroh dia.
Perjalanan berjam-jam terasa nyaman dan menyenangkan karena mobil “disulap” hampir senyaman kasur sendiri.
Alyssa mengenang saat itu ayahnya punya ide melapisi tumpukan koper dengan selimut dan bedcover tebal sehingga barang bawaan bisa berfungsi menjadi tempat tidur untuk para bocah.
Road trip alias perjalanan darat antarkota dari Malang ke Surabaya dengan konvoy mobil beramai-ramai bersama belasan sepupunya juga masih terkenang di ingatan sebagai pengalaman mudik yang seru.
“Ke Batu, Surabaya, kadang ada yang ke Yogyakarta. Perjalanan darat itu yang enggak bisa dilupain, macet-macetannya sampai buka puasa di mobil.”