Solo (Antaranews Jateng) - Komisi Penanggulangan Aids (KPA) akan menggandeng Dinas Pendidikan Kota Surakarta untuk menyosialisasikan HIV/Aids di kalangan masyarakat pascapenolakan 14 anak dengan HIV/Aids (Adha) oleh SDN Purwotomo.
"Setelah 14 anak dengan HIV/Aids ini dapat sekolah dan aktif mengikuti kegiatan sekolah, kami akan melakukan sosialisasi kepada seluruh siswa dan wali murid," kata Pengurus KPA Kota Surakarta Tommy Prawoto di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan sosialisasi tersebut nantinya bersifat umum agar makin banyak masyarakat yang paham mengenai HIV/Aids dan terbuka dengan pengidap penyakit tersebut.
Menurut dia, bagaimana membuat masyarakat bisa menerima penderita tersebut membutuhkan proses yang tidak sebentar.
Oleh karena itu, ia melakukan koordinasi dengan Pemkot Surakarta untuk bersama-sama melakukan sosialisasi.
Sementara itu, mengenai solusi sekolah baru pascapenolakan, pihaknya mengatakan sudah diperoleh solusinya. Meski demikian, ia masih enggan menyampaikan di mana saja sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah baru anak-anak tersebut.
"Kami sudah menjembatani antara Yayasan Lentera sebagai rumah khusus Adha dan Dinas Pendidikan. Sejauh ini, sekolah-sekolah yang sudah ditunjuk juga tidak keberatan menerima anak-anak ini," katanya.
Ia berharap ke depan permasalahan serupa tidak lagi terjadi seiring dengan meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai HIV/Aids. Selain itu, ia berharap bisa menghapus stigma negatif sebagian masyarakat mengenai penyakit HIV/Aids.
Sebelumnya, 14 anak yang tinggal di Yayasan Lentera ditolak untuk bersekolah di SDN Purwotomo seiring dengan penolakan yang dilakukan oleh orang tua siswa lain.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya anak-anak tersebut bersekolah di SDN Bumi, namun "pascaregrouping" sejumlah sekolah, 14 anak ini dipindahkan ke SDN Purwotomo.
Salah satu pengurus Yayasan Lentera Puger Mulyono menceritakan awal mula penolakan.
"Sudah satu minggu ini, memang mereka tidak boleh sekolah. Awalnya ketika saya mengantar anak-anak ini sekolah dan mereka masuk kelas, wali murid lain meminta anak mereka keluar dari kelas. Selalu seperti itu beberapa kali, mungkin lama-lama orang tua siswa lain jengkel hingga akhirnya mereka demo," katanya.
Ia mengatakan orang tua menuntut kepala sekolah untuk melarang anak-anak dari Yayasan Lentera kembali bersekolah.
"Setelah itu, Kepala sekolah telepon saya, meminta agar anak-anak jangan sekolah dulu karena ada gejolak dari wali murid. Kami menghormati dan mengalah," katanya.
Berita Terkait
Kemenag-KPA Banyumas sepakat tanggulangi HIV/AIDS di Banyumas
Selasa, 22 Oktober 2024 12:55 Wib
Wabup Wonosobo: Penanggulangan AIDS butuh kolaborasi berbagai pihak
Jumat, 6 Oktober 2023 6:54 Wib
KPA Purbalingga kampanye pencegahan HIV/AIDS
Sabtu, 1 Desember 2018 14:43 Wib
KPA Tangerang Mendata 40 Wanita Positif HIV/AIDS
Sabtu, 17 Desember 2016 12:23 Wib
Ketua KPA Kunjungi Anak Korban Penganiayaan Oknum Brimob
Jumat, 24 Juli 2015 5:48 Wib
KPA Deklarasikan Almarhum Engeline Sebagai Ikon Anti Kekerasan Kepada Anak
Sabtu, 20 Juni 2015 14:52 Wib
KPA: Temuan HIV/AIDS di Jateng 9.393 Kasus
Kamis, 11 September 2014 22:09 Wib
KPA Minta Pelaku Mutilasi Anak Dihukum Mati
Selasa, 19 Agustus 2014 15:19 Wib