Jadi langganan banjir, Kudus usulkan pembangunan cekdam
Kudus (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengusulkan pembangunan dam pengendali (cekdam) di aliran Sungai Londo Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kudus, guna mengatasi banjir bandang yang sering terjadi di daerah setempat, kata Bupati Kudus Muhammad Tamzil.
"Jumlah cekdam yang dibutuhkan berkisar antara tiga hingga empat bangunan agar air yang mengalir saat musim hujan tidak terlalu deras," ujarnya ditemui di sela-sela mengunjungi aliran Sungai Londo di kawasan Pegunungan Wonosoco, Rabu.
Kebutuhan anggaran untuk pembangunan setiap cekdam, kata dia, berkisar Rp2 miliar.
Meskipun lokasinya di kawasan hutan milik Perum Perhutani, lanjut dia, pembangunan dam pengendali banjir tersebut bisa dibiayai oleh APBD Kudus dengan model meminjam lahannya ke Perhutani.
Pembangunannya, lanjut dia, tentunya bisa dicoba untuk satu tempat terlebih dahulu, guna memastikan kemanfaatannya apakah dampak banjir yang sering terjadi bisa berkurang atau tidak.
Terkait lokasinya yang berada di perbatasan dengan kabupaten lain, katanya, sudah dikoordinasikan.
"Kami juga berkirim surat ke Gubernur Jateng untuk dikoordinasikan dengan Kabupaten Pati dan Purwodadi," ujarnya.
Pasalnya, lanjut dia, akibat air dari kawasan atas sampai ke Kudus.
Kepala Desa Wonosoco Setiyo Budi mengakui banjir bandang memang sering kali terjadi dan hampir setiap tahun saat musim hujan.
"Kami mencatat banjir bandang mulai terjadi sejak tahun 2009," ujarnya.
Objek wisata sendang di Wonosoco, lanjut dia, pernah mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu.
Sutrisno, salah seorang warga Undaan mengaku setuju dengan rencana pembangunan dam pengendali banjir karena selama ini aliran airnya saat musim hujan terlalu deras, sehingga mengakibatkan banjir bandang di kawasan Desa Wonosoco.
Selain ada upaya pembanguann dam pengendali banjir, katanya, kondisi hutan yang gundul juga perlu menjadi perhatian, termasuk pengawasan terhadap pelaku pembalakan liar.
"Jumlah cekdam yang dibutuhkan berkisar antara tiga hingga empat bangunan agar air yang mengalir saat musim hujan tidak terlalu deras," ujarnya ditemui di sela-sela mengunjungi aliran Sungai Londo di kawasan Pegunungan Wonosoco, Rabu.
Kebutuhan anggaran untuk pembangunan setiap cekdam, kata dia, berkisar Rp2 miliar.
Meskipun lokasinya di kawasan hutan milik Perum Perhutani, lanjut dia, pembangunan dam pengendali banjir tersebut bisa dibiayai oleh APBD Kudus dengan model meminjam lahannya ke Perhutani.
Pembangunannya, lanjut dia, tentunya bisa dicoba untuk satu tempat terlebih dahulu, guna memastikan kemanfaatannya apakah dampak banjir yang sering terjadi bisa berkurang atau tidak.
Terkait lokasinya yang berada di perbatasan dengan kabupaten lain, katanya, sudah dikoordinasikan.
"Kami juga berkirim surat ke Gubernur Jateng untuk dikoordinasikan dengan Kabupaten Pati dan Purwodadi," ujarnya.
Pasalnya, lanjut dia, akibat air dari kawasan atas sampai ke Kudus.
Kepala Desa Wonosoco Setiyo Budi mengakui banjir bandang memang sering kali terjadi dan hampir setiap tahun saat musim hujan.
"Kami mencatat banjir bandang mulai terjadi sejak tahun 2009," ujarnya.
Objek wisata sendang di Wonosoco, lanjut dia, pernah mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu.
Sutrisno, salah seorang warga Undaan mengaku setuju dengan rencana pembangunan dam pengendali banjir karena selama ini aliran airnya saat musim hujan terlalu deras, sehingga mengakibatkan banjir bandang di kawasan Desa Wonosoco.
Selain ada upaya pembanguann dam pengendali banjir, katanya, kondisi hutan yang gundul juga perlu menjadi perhatian, termasuk pengawasan terhadap pelaku pembalakan liar.