Satu Suspect Difteri di Temanggung Meninggal
Temanggung (Antaranews Jateng) - Satu dari dua warga suspect difteri di Perumahan Aza Griya, Kelurahan Walitelon, Kabupaten Temanung, Jawa Tengah, meninggal dunia.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Sukamsih di Temanggung, Jumat, mengatakan korban meninggal atas nama Yahya (4).
"Anak suspect difteri meninggal dalam perawatan di IGD RSUP Kariadi, sebelumnya sempat dirawat di RSUD Temanggung," katanya.
Ia mengatakan rumah sakit masih merawat secara intensif satu pasien suspect difteri. Pasien tersebut dalam ruang isolasi agar perawatan lebih baik dan tidak menular pada pasien lain mengingat penyakit tersebut penularannya melalui udara.
Ia mengemukakan kasus difteri pertama pada warga yang kemudian meninggal, Dinkes yang mendapat laporan dari rumah sakit langsung melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) di lingkungan tempat tinggal hingga kemudian ditemukan satu lagi kasus difteri.
"Kami masih terus awasi lingkungan tersebut, jangan sampai ada yang tertular lagi. Pencegahan penularan sudah dilakukan," katanya.
Ia mengatakan berdasar keterangan keluarga sebelum sakit, dua warga suspect difteri dan keluarganya melakukan perjalanan ke sejumlah tempat seperti Yogyakarta dan Banjarnegara sehingga bisa jadi mereka tertular di tempat yang mereka singgahi atau dalam perjalanan.
"Bisa jadi mereka tidak tertular di Temanggung tetapi dalam perjalanan itu," katanya.
Ia menuturkan penyakit ini muncul pada bulan-bulan temperatur lebih dingin dan terutama menyerang anak-anak berumur di bawah 15 tahun yang tidak mendapat imunisasi difteri.
"Maka iwarga yang belum imunisasi difteri untuk melakukannya. Tidak ada salahnya imunisasi difteri lagi," katanya.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Sukamsih di Temanggung, Jumat, mengatakan korban meninggal atas nama Yahya (4).
"Anak suspect difteri meninggal dalam perawatan di IGD RSUP Kariadi, sebelumnya sempat dirawat di RSUD Temanggung," katanya.
Ia mengatakan rumah sakit masih merawat secara intensif satu pasien suspect difteri. Pasien tersebut dalam ruang isolasi agar perawatan lebih baik dan tidak menular pada pasien lain mengingat penyakit tersebut penularannya melalui udara.
Ia mengemukakan kasus difteri pertama pada warga yang kemudian meninggal, Dinkes yang mendapat laporan dari rumah sakit langsung melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) di lingkungan tempat tinggal hingga kemudian ditemukan satu lagi kasus difteri.
"Kami masih terus awasi lingkungan tersebut, jangan sampai ada yang tertular lagi. Pencegahan penularan sudah dilakukan," katanya.
Ia mengatakan berdasar keterangan keluarga sebelum sakit, dua warga suspect difteri dan keluarganya melakukan perjalanan ke sejumlah tempat seperti Yogyakarta dan Banjarnegara sehingga bisa jadi mereka tertular di tempat yang mereka singgahi atau dalam perjalanan.
"Bisa jadi mereka tidak tertular di Temanggung tetapi dalam perjalanan itu," katanya.
Ia menuturkan penyakit ini muncul pada bulan-bulan temperatur lebih dingin dan terutama menyerang anak-anak berumur di bawah 15 tahun yang tidak mendapat imunisasi difteri.
"Maka iwarga yang belum imunisasi difteri untuk melakukannya. Tidak ada salahnya imunisasi difteri lagi," katanya.