Jakarta, ANTARA JATENG - Presiden Amerika Serikat Donald Trump terlihat
panik sekali menyusul kandasnya rencana dia melucuti Obamacare dan niat
mematikan penyelidikan kasus dugaan kolusi tim kampanyenya selama Pemilu
tahun silam dengan Rusia, sehingga mencaci maki anggota kabinetnya
sendiri.
Dalam wawancara khusus dengan New York Times, Rabu waktu
setempat, Trump memojokkan bawahan-bawahannya pada Kementerian
Kehakiman, termasuk mencerca Jaksa Agung Jeff Sessions yang justru
pilihannya.
Tidak hanya Sessions, Trump juga mengkritik keras
mantan direktur FBI James Comey, Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein, Plt
Direktur FBI Andrew McCabe, dan Pengacara Penyelidik Khusus Robert
Mueller.
Tanpa tedeng aling-aling Trump ingin memilih sendiri orang-orang yang bertugas menyelidiki dugaan kolusi dengan Rusia itu.
Kemarahan
terbesar Trump tertuju kepada Sessions yang disebutnya tak mau
mengintervensi investigasi kasus dugaan kolusi dengan Rusia tersebut.
"Seharusnya
dia ngomong dari awal sebelum memangku jabatannya, (karena jika dia tak
mau mengintervensi penyelidikan) saya akan memilih orang lain saja
(untuk menjadi jaksa agung)," kata Trump dalam wawancara dengan New York
Times itu.
Trump terang-terangan menyatakan ingin memilih sendiri orang-orang yang mengawasi penyelidikan terhadap tim kampanyenya itu.
Belum
lama tahun ini Sessions menjauhkan dirinya sendiri dari penyelidikan
terhadap intervensi Rusia, padahal selama 2016, dia selalu menjadi
pembela paling setia Trump yang hampir setiap waktu menyertainya
berkampanye.
Belakangan, setiap pekan, ada saja perkembangan baru
yang mencengangkan menyangkut penyelidikan orang-orang dalam dan luar
tim kampanye Trump, termasuk terungkapnya pertemuan putra tertuanya
Donald Trump Jr. dengan orang-orang Rusia yang agendanya
memburuk-burukkan citra Hillary Clinton sewaktu Pemilu 2016 dengan bahan
informasi yang disediakan Rusia.
Trump kecewa berat kepada Sessions karena si jaksa agung malah enggan ikut campur dalam penyelidikan kasus Rusia.
Trump
mengaku pernah bertanya kepada Sessions mengapa dia tidak
memberitahukan dia dari awal bahwa jaksa agung ini akan menarik dari
dari proses penyelidikan intervensi Rusia dalam Pemilu AS 2016 itu.
"Saya tanya, 'Mengapa Anda tak bilang dari awal?", kata Trump.
Trump
melanjutkan kalimatnya, "Bagaimana Anda bisa mengambil jabatannya
tetapi malah menarik diri? Jika dari awal tahu dia akan menarik diri
(tidak mengintervensi investigasi Rusia), saya pasti sudah bilang,
"Terima kasih Jeff, saya tak bisa (memilih Anda). Saya tak akan
mengangkat Anda."
Trump menginginkan jaksa agungnya memimpin penyelidikan dugaan intervensi Rusia itu, namun hal itu sama sekali tidak terjadi.
"Sama sekali tidak adil untuk presiden," tutup Trump kepada New York Times.
Berita Terkait
Ketum PPM Berto: Penentuan Susunan Kabinet Hak Prerogatif Presiden
Minggu, 19 Mei 2024 11:48 Wib
Presiden Jokowi tegaskan tidak ada pengajuan percepatan Pilkada
Rabu, 8 Mei 2024 11:32 Wib
Gibran akui program makan siang gratis perlu perhatian khusus
Rabu, 8 Mei 2024 5:53 Wib
"Booth" PLN dikunjungi Presiden, Dirut paparkan kesiapan ekosistem EV
Sabtu, 4 Mei 2024 11:39 Wib
Gibran pastikan peta jalan pemerintahannya berbeda dengan Jokowi
Jumat, 3 Mei 2024 0:10 Wib
Kabinet koalisi besar untungkan Presiden periode 2024-2029?
Kamis, 2 Mei 2024 9:30 Wib
Gibran kembali berkantor setelah penetapan wakil presiden terpilih
Kamis, 25 April 2024 16:26 Wib
Dini sebut menteri tak perlu izin presiden untuk penuhi panggilan MK
Selasa, 2 April 2024 9:49 Wib