Semarang, ANTARA JATENG - Pemerintah Kota Semarang bakal menerapkan kawasan tanpa kabel, baik kabel listrik, telepon, maupun jaringan internet di "Segitiga Emas" dan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah.
"Semarang harus berbenah dalam estetika dan keamanan dengan jaringan tanpa kabel. Tidak muluk-muluk, kawasan Kota Lama dan `Segitiga Emas` akan jadi ruas tanpa kabel," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Selasa.
Hal itu diungkapkannya usai penandatanganan kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Asosiasi Pengusaha Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) untuk kawasan bebas kabel melintang.
Kawasan Segitiga Emas merupakan kawasan pusat bisnis dan perdagangan di pusat Kota Semarang yang berada melingkar di Jalan Pemuda, Jalan Pandanaran, dan Jalan Gajahmada Semarang.
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi menargetkan setidaknya dua kawasan itu, yakni Segitiga Emas dan Kota Lama akan menjadi kawasan ruas jalan tanpa kabel melintang pada 2018.
Menurut dia, kepentingan keamanan dan estetika harus menjadi pertimbangan di era modern ini, salah satunya dengan tidak lagi kabel-kabel melintang di atas ruas jalan, melainkan ditanam di bawah tanah.
Pemilihan dua kawasan itu, diakuinya, karena merupakan kawasan jalan protokol padat aktivitas, baik pengguna jalan maupun masyarakat sehingga memerlukan penataan untuk keamanan dan esetetika kota.
"Di beberapa perumahan elit saja bisa, kabel listrik dan telepon. Apalagi, sekarang kan era modern. Kan ndak elok (bagus, red.) kalau ada kabel malang melintang sementara di bawahnya ada aktivitas manusia," katanya.
Pembuatan "ducting" (saluran) bawah tanah itu, lanjut dia, ke depannya akan diberlakukan untuk semua kabel, tak terkecuali jaringan kabel milik Apjatel, Telkom, maupun kabel listrik.
"Tinggal satu yang kami belum ketemu, dengan PLN. Secara lisan sudah kami sampaikan, tapi pernyataaan dari PLN belum didapatkan sehingga kami akan lebih intens lagi untuk bisa gayung bersambut dengan PLN," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum APJII Jamalul Izza mengatakan kerja sama itu meliputi pengaturan kabel internet yang semuanya ditanam di bawah tanah sehingga perawatan lebih cepat dan estetika kota tetap terjaga.
"Jika selama ini kerap kita melihat jaringan kabel yang semrawut, semuanya berada di atas sehingga mengganggu estetika kota. Ke depannya, harapan kami semakin bagus seiring dengan `smart city`," pungkasnya.

