Ilmuwan Temukan Pendukung Kehidupan di Ceres
San Fransisco, ANTARA JATENG - Keadaan penting penyokong kehidupan
ternyata ada di planet kerdil Ceres, yang mengorbit di antara gerombolan
asteroid antara Planet Mars dan Jupiter, kata peneliti, Jumat.
Dalam hasil kajian tersebut, tim astronom internasional mengatakan bahwa temuan itu menunjukan bahwa kehidupan primitif mungkin terbentuk di Ceres, benda antariksa terbesar di sabuk asteroid.
Dalam wilayah luas itu terdapat asteroid dan planet kecil dengan jarak antara 179,5 hingga 329 juta kilometer dari Bumi, tergantung pada kedudukan Bumi di orbitnya selama setahun mengelilingi matahari.
Penelitian itu diterbitkan pada Jumat di jurnal "Ilmu Pengetahuan".
"Di Ceres ditemukan bukti keberadaan mineral kering berlapis amonia, air es, karbon, garam, dan bahan organik," tutur Simone Marchi, seorang penulis dan seorang ilmuwan peneliti senior di "Southwest Research Institute" di Texas dalam sebuah pernyataan.
"Dengan temuan baru Dawn ini telah menunjukkan bahwa Ceres mengandung unsur utama bagi kehidupan," kata Marchi menambahkan.
Senyawa organik utama untuk kehidupan tersebut terdeteksi oleh sensor spektrometer yang terpasang di pesawat antariksa, Dawn, NASA. Dawn diluncurkan pada 2007 dan telah mengorbit di sekitar Ceres selama dua tahun terakhir.
"Temuan gabungan mineral tersebut, air es, karbonat, garam, dan bahan organik di Ceres menunjukkan lingkungan kimia yang sangat rumit, menunjukkan lingkungan yang menguntungkan untuk kehidupan," kata Michael Kuppers, seorang ilmuwan planet dari Badan Antariksa Eropa (ESA).
Penulis dalam penelitian tersebut tidak yakin bagaimana senyawa-senyawa tersebut bisa terbentuk di Ceres, meski pun tampaknya molekul-molekul mungkin dikembangkan secara organik di planet kerdil lainnya yang berpindah melalui tabrakan asteroid.
Senyawa ini, yang sangat mirip dengan molekul yang ditemukan di Bumi, mungkin tidak akan bertahan akibat panas yang dihasilkan oleh tabrakan asteroid.
Temuan di Ceres itu, yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, menjadi tempat baru bagi ilmuwan mencari kehidupan di luar Bumi.
Dalam hasil kajian tersebut, tim astronom internasional mengatakan bahwa temuan itu menunjukan bahwa kehidupan primitif mungkin terbentuk di Ceres, benda antariksa terbesar di sabuk asteroid.
Dalam wilayah luas itu terdapat asteroid dan planet kecil dengan jarak antara 179,5 hingga 329 juta kilometer dari Bumi, tergantung pada kedudukan Bumi di orbitnya selama setahun mengelilingi matahari.
Penelitian itu diterbitkan pada Jumat di jurnal "Ilmu Pengetahuan".
"Di Ceres ditemukan bukti keberadaan mineral kering berlapis amonia, air es, karbon, garam, dan bahan organik," tutur Simone Marchi, seorang penulis dan seorang ilmuwan peneliti senior di "Southwest Research Institute" di Texas dalam sebuah pernyataan.
"Dengan temuan baru Dawn ini telah menunjukkan bahwa Ceres mengandung unsur utama bagi kehidupan," kata Marchi menambahkan.
Senyawa organik utama untuk kehidupan tersebut terdeteksi oleh sensor spektrometer yang terpasang di pesawat antariksa, Dawn, NASA. Dawn diluncurkan pada 2007 dan telah mengorbit di sekitar Ceres selama dua tahun terakhir.
"Temuan gabungan mineral tersebut, air es, karbonat, garam, dan bahan organik di Ceres menunjukkan lingkungan kimia yang sangat rumit, menunjukkan lingkungan yang menguntungkan untuk kehidupan," kata Michael Kuppers, seorang ilmuwan planet dari Badan Antariksa Eropa (ESA).
Penulis dalam penelitian tersebut tidak yakin bagaimana senyawa-senyawa tersebut bisa terbentuk di Ceres, meski pun tampaknya molekul-molekul mungkin dikembangkan secara organik di planet kerdil lainnya yang berpindah melalui tabrakan asteroid.
Senyawa ini, yang sangat mirip dengan molekul yang ditemukan di Bumi, mungkin tidak akan bertahan akibat panas yang dihasilkan oleh tabrakan asteroid.
Temuan di Ceres itu, yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, menjadi tempat baru bagi ilmuwan mencari kehidupan di luar Bumi.