Menurut hipotesis mereka, antioksidan yang terkandung dalam dua jenis bahan itu bisa membantu daging olahan lebih aman dimakan dan mencegah kanker usus berkembang.
"Jika hipotesis ini benar, maka risiko kanker usus bisa dikurangi dengan mengonsumsi diet seimbang (mengonsumsi banyak sayuran bersama daging dan lainnya yang mengandung antioksidan)," kata Eva Tornberg dari Universitas Lund, Swedia.
"Sosis yang mengandung antioksidan bisa menjadi pilihan untuk mengurangi risiko mereka kekurangan antioksidan," tambah dia.
Badan Kesehatan Dunia WHO mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogen --penyebab kanker-- kelompok 1 dan alasan in yang mendasari para ilmuwan berusaha menciptakan formula daging sehat konsumsi.
Sosis antikanker usua ini masih pada tahap awal pengembangan dan jika berhasil pada tahap pertama akan diujikan pada hewan.
Setelah itu, mereka memerlukan verifikasi keamanan sosis itu untuk manusia.
"Daging mengandung zat gizi dan merupakan produk pangan yang tak menimbulkan alergi. Daging juga mengandung kadar protein tinggi, begitu juga dengan mineral dan vitamin B," pungkas Tornberg seperti dilansir ScienceAlert.com.