Resos Kartini Temanggung Berikan Pendampingan di Masyarakat
"Kami mengurangi jumlah penerima manfaat di asrama dan lebih mengembangkan layanan di masyarakat," kata Kepala BBRSBG Kartini Temanggung, Suhadi di Temanggung, Jumat.
Ia menyebutkan jumlah penyandang disabilitas intelektual yang menghuni asrama BBRSBG Kartini sebelumnya sebanyak 225 orang, kini dikurangi menjadi 150 orang.
"Hanya mereka yang memenuhi kriteria utama yang dapat masuk asrama," katanya usai pertemuan Persatuan Orang Tua (POT) Bina Harapan BBRSBG Kartini Temanggung.
Ia mengatakan BBRSBG Kartini mengintensifkan layanan di masyarakat, antara lain melalui program rehabilitasi sosial berbasis keluarga (RSBK) yang kini jumlahnya 350 penerima manfaat, derehabilitasi (20), rehabilitasi sosial berbasis kampung atau kampung peduli (70), layanan sosial keliling (20) dan layanan kedaruratan yang jumlahnya tentatif.
Ia menuturkan derehabilitasi khusus bagi penyandang disabilitas intelektual yang tinggal di Kabupaten Temanggung atau berdekatan dengan BBRSBG. Mereka berangkat pagi dan pulang siang hari. Program RSBK dikembangkan di Kabupaten Temanggung, Purworejo, Magelang, Pati, Pekalongan, Pemalang, Wonosobo, dan Banjarnegara, sedangkan layanan kampung peduli antara lain di Magetan, Gunungkidul, Semarang dan Ponorogo.
Ia mengatakan BBRSBG Kartini melatih penerima manfaat untuk mandiri secara pribadi dalam aktivitas keseharian dan jika memungkinkan mereka dapat berkarya dan mendapat pendapatan dari karyanya tersebut.
"Kami melatih penerima manfaat berkarya dalam kerajinan, antara lain membuat batik ciprat, tatakan, dan gerabah hias," katanya.
Suhadi mengatakan pertemuan orang tua penerima manfaat tersebut bersamaan mereka mengantar anaknya setelah libur Lebaran 2015.
Menurut dia pertemuan orang tua penerima manfaat tersebut mempunyai nilai strategis, terutama dalam rangka memasyarakatkan perlindungan dan pemberdayaan penyandang disabilitas intelktual di lingkungan masyarakat.
"Harapan kami nantinya persatuan orang tua ini menjadi sentra atau semacam plasma pusat pemberdayaan dan perlindungan disabilitas intelektual pada masing-masing wilayah," katanya.
Ia menyebutkan jumlah penyandang disabilitas intelektual yang menghuni asrama BBRSBG Kartini sebelumnya sebanyak 225 orang, kini dikurangi menjadi 150 orang.
"Hanya mereka yang memenuhi kriteria utama yang dapat masuk asrama," katanya usai pertemuan Persatuan Orang Tua (POT) Bina Harapan BBRSBG Kartini Temanggung.
Ia mengatakan BBRSBG Kartini mengintensifkan layanan di masyarakat, antara lain melalui program rehabilitasi sosial berbasis keluarga (RSBK) yang kini jumlahnya 350 penerima manfaat, derehabilitasi (20), rehabilitasi sosial berbasis kampung atau kampung peduli (70), layanan sosial keliling (20) dan layanan kedaruratan yang jumlahnya tentatif.
Ia menuturkan derehabilitasi khusus bagi penyandang disabilitas intelektual yang tinggal di Kabupaten Temanggung atau berdekatan dengan BBRSBG. Mereka berangkat pagi dan pulang siang hari. Program RSBK dikembangkan di Kabupaten Temanggung, Purworejo, Magelang, Pati, Pekalongan, Pemalang, Wonosobo, dan Banjarnegara, sedangkan layanan kampung peduli antara lain di Magetan, Gunungkidul, Semarang dan Ponorogo.
Ia mengatakan BBRSBG Kartini melatih penerima manfaat untuk mandiri secara pribadi dalam aktivitas keseharian dan jika memungkinkan mereka dapat berkarya dan mendapat pendapatan dari karyanya tersebut.
"Kami melatih penerima manfaat berkarya dalam kerajinan, antara lain membuat batik ciprat, tatakan, dan gerabah hias," katanya.
Suhadi mengatakan pertemuan orang tua penerima manfaat tersebut bersamaan mereka mengantar anaknya setelah libur Lebaran 2015.
Menurut dia pertemuan orang tua penerima manfaat tersebut mempunyai nilai strategis, terutama dalam rangka memasyarakatkan perlindungan dan pemberdayaan penyandang disabilitas intelktual di lingkungan masyarakat.
"Harapan kami nantinya persatuan orang tua ini menjadi sentra atau semacam plasma pusat pemberdayaan dan perlindungan disabilitas intelektual pada masing-masing wilayah," katanya.