"Yuliana ditemukan tertegus di depan counter Imigrasi dalam Bandara Internasional King Khaled, Riyadh, sampai ditegur seorang petugas bandara," kata Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Riyadh, Ahrul TsaniFathurrahman, kepada ANTARA Kairo, Selasa.
Wanita yang baru pertama kali keluar negeri itu tiba di Bandara Riyadh pada 3 Maret 2015 dengan penerbangan Saudi Arabian Airlines.
Kepada petugas, Yuliana mengaku sedang menunggu majikannya yang akan menjemputnya untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga, katanya.
Menurut Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Riyadh, Chairil Anhar Siregar, Yuliana melanggar hukum Indonesia dan Arab Saudi.
Dari sisi Indonesia, katanya, menggunakan visa kunjungan atau ziarah untuk bekerja sebagai PLRT di Arab Saudi merupakan pelanggaran kebijakan nasional moratorium tenaga kerja wanita (TKW).
Sementara dari sisi Arab Saudi, praktek tersebut merupakan bentuk pelanggaran keimigrasian, karena sudah jelas di lembar visa dalam paspornya tertulis dalam bahasa inggris "Not Permitted to Work", tidak diperbolehkan untuk bekerja.
Akibat menyalahi hukum tersebut, Yuliana pun oleh petugas diserahkan kepada KBRI Riyadh melalui Arief, seorang WNI yang bekerja di bagian VIP Bandara Riyadh.
Chairil menekankan bahwa ancaman hukuman atas pelanggaran keimigrasian di Arab Saudi sangat berat.
"Bagi majikan yang terbukti melakukan pelanggaran dapat dikenakan denda hingga 100.000 Riyal atau setara dengan Rp340 juta.
Selain denda, TKW yang dipekerjakan harus dideportasi melalui proses penahanan, bisa penjara atau Kantor Karantina Imigrasi (Tarhil).
Banyak modus dilakukan oleh pihak penyalur TKW untuk bisa mencapai tempat tujuan termasuk usaha mendapat visa di negara lain.
Chairil mencontohkan, visa turis Yuliana tidak diperoleh dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, namun mendapatkannya di Kedubes Saudi di Kuala Lumpur Malaysia.
Kepada KBRI, Yuliana mengungkapkan beberapa nama dari jaringan gelap tersebut, yakni Ibu Tisin sebagai sponsor di Banyuwangi, Bapak Rubaya sebagai pengelola penampungan di Sukabumi dan Hendra berurusan di Jakarta.
"Walau tanpa nama lengkap dan detil, semua fakta dan informasi telah kami sampaikan ke Jakarta. Semoga pihak-pihak berwenang dapat menindaklanjutinya," ujar Chairil.
KBRI Riyadh menghimbau masyarakat Indonesia agar tidak terbujuk rayu para calo penyalur tenaga kerja karena hingga saat ini Indonesia masih menutup pengiriman TKW ke Arab Saudi.
Berita Terkait
Lanjutan Pro Liga 2023, Jakarta Pertamina Fastron enggan "gas pol" di Purwokerto
Rabu, 11 Januari 2023 22:01 Wib
Anggota DPR temui mantan napiter di Solo
Selasa, 20 Oktober 2020 19:28 Wib
DPR RI dorong persiapan normal baru kunjungi warga binaan di lapas
Jumat, 12 Juni 2020 14:25 Wib
Eva Yuliana ingatkan warga Sukoharjo tumbuhkan persatuan
Sabtu, 30 November 2019 19:14 Wib
Anis Matta dan Fahri Hamzah dirikan partai baru, bukan Garbi
Selasa, 10 September 2019 11:26 Wib
Eva Yuliana diminta berkomitmen menjaga keberagaman
Sabtu, 13 April 2019 17:45 Wib
Caleg Nasdem ini minta restu ibunda Jokowi
Sabtu, 13 April 2019 6:01 Wib
Eva Yuliana meyakini warga Jateng tidak akan golput
Senin, 8 April 2019 21:55 Wib