"Kami hanya menuntut agar diperbolehkan berjualan di bawah (di peron stasiun, red.). Kami sudah menempuh segala upaya termasuk ke Jakarta," kata salah seorang pedagang asongan, Sudirman, di Stasiun Besar Purwokerto, Rabu.
Menurut dia, para pedagang asongan yang berasal dari berbagai wilayah PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto itu telah bertahan di sekitar Stasiun Besar Purwokerto sejak hari Selasa (4/11), pukul 21.30 WIB.
Bahkan, kata dia, pedagang asongan dari Banjar Patroman (wilayah PT KAI Daop 2 Bandung, red.) turut dalam aksi yang digelar pada Selasa (4/11) malam.
"Kami diusir, tetapi di stasiun justru disediakan Indomaret. Kami akan tetap bertahan hingga ada kejelasan pertemuan," katanya.
Salah seorang aktivis Partai Rakyat Demokrat yang turun memberikan advokasi bagi pedagang asongan, Adi Budianto mengatakan bahwa mereka telah berada di Zona III atau halaman parkir Stasiun Besar Purwokerto sejak Selasa (4/11) malam.
Dalam aksi pada Selasa malam, kata dia, ada pedagang asongan yang lebam akibat terkena pukulan orang tidak dikenal saat terjadi dorong-mendorong antara petugas PT KAI dan pedagang asongan.
Terkait hal itu, dia mengharapkan adanya perundingan tripartit antara pedagang asongan, PT KAI, dan pemerintah kabupaten.
"Hari Sabtu (8/11), akan diadakan pertemuan dengan Komisi D di Gedung DPRD Banyumas untuk membahas permasalahan ini. Terutama realisasi janji yang pernah dilontarkan dewan," katanya.