"Suara rakyat adalah suara yang suci untuk masa depan negeri," kata Dewi Aryani ketika menjawab pertanyaan Antara Jateng usai orasi di hadapan massa PDI Perjuangan di Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Minggu sore.

Dewi yang turut memperebutkan kembali kursi DPR RI pada Pemilihan Umum 2014 sejak terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009--2014 hingga sekarang relatif sering bolak-balik dari Jakarta ke Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX (Kabupaten Brebes, Kota/Kabupaten Tegal) untuk menemui konstituennya, apalagi pada masa kampanye sekarang ini yang berlangsung mulai 11 Januari sampai dengan 5 April 2014.

Lebih lanjut Dewi yang juga Duta Universitas Indonesia (Duta UI) untuk Reformasi Birokrasi meminta politikus dan berbagai pihak, termasuk seluruh lapisan masyarakat hendaknya menyadari bahwa potilik transaksional adalah fondasi buruk bagi keberlangsungan negara ini.

"Untuk menjadi negara dan bangsa yang kuat, harus dibangun demokrasi yang ideologis, bukan transaksional," kata Dewi, peraih gelar doktor dengan lulus tercepat dan mendapat nilai cum laude program doktoral Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI.

Sementara itu, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. R. Siti Zuhro, M.A., Ph.D. berharap produk pemilu mendatang tidak melahirkan pemimpin transaksional, tetapi pemimpin transformatif.

Prof. Wiwieq--sapaan akrab R. Siti Zuhro--mengemukakan bahwa pemimpin transaksional dalam mengambil keputusan mempertimbangkan untung-rugi, seperti proses perdagangan, bukan benar-salah atau tepat-melenceng.

"Mereka mengandalkan 'hard power', antara lain perintah, 'rewards', hukuman, dan kepentingan pribadi (self-interest)," kata dosen tetap pada Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Riau itu.

Adapun pemimpin transformatif, kata almunus Curtin University, Perth, Australia itu, berorientasi pada perubahan demi tercapainya tujuan dengan sejauh mungkin melibatkan pengikutnya.

"Mereka memanfaatkan 'soft power', yakni dengan memberi contoh, memotivasi pengikut untuk memiliki idealisme dalam upaya mencapai tujuan," kata Prof. Wiwieq yang juga dikenal sebagai pakar otonomi daerah.

Pewarta : Kliwon
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024