Koordinator PSE Kevikepan Kedu Wahyono di dampingi sekretaris Agustinus Budiarto di Magelang, Rabu mengatakan berbagai sayuran yang ditanam dalam pot untuk program tersebut, antara lain caisim, lombok, tomat, buncis, kangkung, bayam, dan selada.

"Semula ada sedikitnya 1.000 aneka tanaman sayuran yang ditanam di 'polibag' di pusat pengembangan kegiatan itu di Muntilan, kemudian kami menyewa lahan sekitar 2.800 meter persegi di sekitar tempat tersebut untuk pengembangan program dengan memakai bedeng," katanya.

Saat ini, pihaknya mulai menanam jenis sayuran lainnya seperti peria, labu, gambas, mentimun, dan kacang panjang, sebagai bagian dari program tersebut.

Ia mengatakan para anggota berbagai kelompok tani terutama di Kabupaten Magelang, secara rutin bertemu untuk membahas persoalan pengembangan pertanian organik. Mereka antara lain datang dari Salam, Sumber, Muntilan, Mertoyudan, Dukun, Mungkid, dan Pakis.

Berbagai agenda pertemuan, katanya, antara lain berupa pelatihan pembuatan pupuk cair organik, nutrisi pengganti pupuk dan pelengkap pupuk, pembuatan pupuk kascing (bekas cacing) atau kotoran cacing.

Pada kesempatan itu, ia juga mengemukakan tentang persoalan yang hingga saat ini masih dihadapi petani yang mengembangkan pola pertanian organik.

Pemasaran masih menemui kesulitan, karena masyarakat umum inginnya masih menghargai panenan pertanian organik dengan harga sama dengan yang non-organik.

"Itu antara lain karena pola pertanian instan yang melekat di masyarakat, sedangkan pertanian organik memang membutuhkan cara yang lebih jeli dan berproses, karena menyangkut persoalan lingkungan dan kesehatan," katanya.

Ia mengatakan perlunya dipupuk ketahanan petani untuk terus mengembangkan pola pertanian organik. Mereka juga harus bersinergi dengan subsektor lain, seperti peternakan dan perikanan, termasuk dengan pengelolaan pemasarannya. "Jejaringnya belum luas," katanya.

Pewarta : M Hari Atmoko
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024