Kepala Desa Lubang Kidul, Kecamatan Butuh, Fahmi Aji di Purworejo, Jumat, mengatakan sumur yang semula menyemburkan lumpur tersebut, pada Kamis (5/9) sekitar pukul 17.30 WIB berganti dengan nyala api yang cukup besar.

"Awalnya semburan lumpur itu sempat berhenti bahkan surut sekitar satu meter dari permukaan tanah. Namun, kemudian berganti dengan nyala api yang cukup bersar," katanya.

Berdasarkan keterangan beberapa warga, api tersebut muncul pertama kali dari dupa api yang sengaja dinyalakan oleh warga sebagai sesaji agar semburan lumpur cepat berhenti. Sekitar pukul 21.00 WIB, nyala api dari sumur bor itu sebetulnya sempat padam.

"Namun kemudian oleh salah satu petugas yang mengaku dari ESDM justru menyalakannya kembali. Alasannya agar gas segera habis terbakar, namun hingga kini api belum juga padam," kata Fahmi.

Ia menuturkan, pihaknya sudah berupaya untuk menghubungi petugas pemadam kebakaran dari BPBD Purworejo. Tidak lama kemudian, satu mobil damkar mendatangi lokasi. Namun tidak lama kemudian mobil segera ditarik kembali.

"Menurut petugas, nyala api malah akan membesar kalau disiram. Karena itu mobil ditarik. Untuk langkah selanjutnya kami masih bermusyawarah," katanya.

Berdasarkan pantauan, warga berbondong-bondong datang ke lokasi untuk menyaksikan fenomena alam tersebut. Pemerintah Desa Lubang Kidul, aparat pemerintah Kecamatan Butuh, serta Polisi/TNI dari Polsek dan Koramil Butuh terus berjaga di lokasi kejadian.

Garis polisi yang dipasang memutar dengan radius 15 meter diperkuat dengan penambahan pagar bambu. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah warga supaya tidak terlalu mendekat dari titik semburan api yang menyala dengan ketinggian sekitar dua meter.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024