Dalam kegiatan yang digelar usai prosesi peringatan hari jadi di Alun-alun Cilacap, Kamis, dua kecamatan yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, yakni Patimuan dan Dayeuhluhur, menampilkan atraksi kesenian yang memadukan budaya Banyumasan dengan Sunda.

Perpaduan dua budaya ini terlihat dari atraksi Rampak Kendang yang sebagian besar dimainkan anak-anak usia sekolah dari Kecamatan Patimuan yang berbatasan dengan Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Anak-anak usia sekolah ini dengan lincahnya memainkan kendang guna mengiringi para penari Jaipong Sunda yang dipadukan Lengger Banyumasan.

Permainan kendang anak-anak ini juga dipadukan dengan irama seruling dan gamelan Sunda yang dimainkan beberapa pria dewasa, sehingga terlihat keharmonisan di antara mereka terutama saat memainkan instrumentalia lagu Jawa berjudul "Prau Layar".

Selain seni Rampak Kendang, dalam Parade Budaya Cilacap ini juga ditampilkan kesenian Jaipong dari Kecamatan Dayeuhluhur yang berbatasan dengan Kota Banjar dan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Sama halnya dengan Kecamatan Patimuan, kesenian yang berkembang di Dayeuhluhur juga merupakan perpaduan seni Banyumasan dan Sunda.

Dengan demikian, gerakan tarian Jaipong yang ditampilkan oleh sejumlah perempuan muda dari Dayeuhluhur ini hampir mirip dengan gerakan Lengger Banyumasan.

Bahkan, irama musik gamelan yang mengiringi tarian Jaipong ini juga merupakan perpaduan dua budaya tersebut.

Parade budaya ini menampilkan berbagai kesenian yang berkembang di Kabupaten Cilacap seperti kuda lumping, lengger, kentongan, dan diakhiri dengan atraksi Begalan yang dimainkan Ikatan Waria Cilacap (Iwaci) serta defile sepeda "onthel".

Begalan merupakan tradisi budaya Banyumas yang biasa digelar dalam suatu acara pernikahan dimana mempelai pria merupakan anak bungsu, sedangkan mempelai perempuan merupakan anak sulung.


Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024