"Sekarang ini, batik Indonesia hanya terpaku pada usaha kecil menengah saja tetapi belum pernah berpikir bagaimana kerajinan ini menjadi industri berskala dunia," katanya di Pekalongan, Selasa.

Menurut dia, kerajinan batik sudah lama menjadi produk budaya masyarakat dan bangsa Indonesia, bahkan pada beberapa literatur menuliskan bahwa batik sudah ada di bumi nusantara sejak abad 17.

Pada masa kejayaan Majapahit, katanya, masyarakat sudah mengenal batik sebagai pakaian sehari-hari, bahkan pada masa kerajaan Mataram kerajinan yang sudah diakui UNESCO terdefinisikan menjadi pakaian yang membedakan status masyarakat pada saat itu.

Ia mengatakan bahwa dengan melihat begitu panjang dan lamanya sejarah kerajinan batik di nusantara ini maka sudah saatnya pelaku batik kembali memikirkan bagaimana kerajinan batik dapat digunakan sebagai kekuatan ekonomi masyarakat Indonesia.

"Tidaklah mudah menjadikan batik sebagai kekuatan ekonomi masyarakat Indonesia karena semua pihak harus mengambil langkah yang berani dan berfikir 'out of the box' dari kerangka yang selama ini sudah ada," katanya.

Menurut dia, untuk menjadikan kerajinan batik sebagai kekuatan ekonomi bangsa maka pelaku usaha harus berani dalam berpola pikir bahwa batik selain sebagai produk budaya, juga merupakan produk industri ekonomi yang mempunyai ciri khas lokal tetapi memenuhi keinginan masyarakat pasar dunia.


Pewarta : Kutnadi
Editor : M Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025