Ada tiga cabang olahraga yang dibuka bagi atlet cacat intelektual pada Paralimpiade 2012 di London, yakni atletik, renang, dan tenis meja. Namun, demi menghindari skandal, maka peraturan dan syarat pun diperketat.

Kategori pertandingan bagi atlet cacat intelektual ditiadakan pada dua Paralimpiade yakni di Athena dan Beijing setelah sepuluh atlet pemenang emas dalam tim basket Spanyol harus mengembalikan perolehan emas yang mereka dapat pada Paralimpiade 2000 di Sydney akibat beberapa pemain terbukti tidak menderita cacat intelektual.

Seorang jurnalis bahkan mengklaim paling tidak 15 dari total 200 atlet Paralimpiade Spanyol yang tidak memiliki cacat baik fisik maupun mental. Ia juga mengungkapkan, banyak negara yang berpartisipasi dengan atlet yang tidak cacat.

Presiden Komite Paralimpiade Internasional Philip Green mengaku cukup puas dengan dengan kriteria kelayakan yang dibuat Federasi Internasional Olahraga untuk Atlet dengan Cacat Intelektual (INAS-ID) dengan tujuan mencegah terjadinya skandal serupa.

"Kriteria ini telah digunakan di beberapa nomor kompetisi dan saya yakin dengan sistem ini," ungkap Green seperti dikutip AFP.

Diperbolehkannya para atlet dengan cacat intelektual kembali bertanding pada Paralimpiade 2012 memberikan suntikan semangat besar, baik bagi para atlet maupun federasi yang mewakili mereka, yang telah berjuang memperoleh perhatian dan sokongan dana untuk kompetisi atlet berkebutuhan khusus lainnya.

Dari total 4200 atlet itu salah satunya adalah Pascal Pereira-Leal, atlet peringkat pertama cabang tenis meja.

Pereira-Leal yang saat ini berusia 29 tahun mengaku memiliki "penyakit psikologis" sejak remaja, namun pelatihnya, Yves Drapeau mengatakan, gairahnya terhadap tenis meja menjadi solusi dari penyakit yang diderita atlet asuhannya tersebut.

"Ia adalah seorang petarung," kata Drapeau. "Ia luar biasa. Ia membuat saya terkesan, bertekad tinggi," kata Bertrand Sebire, yang melatih perenang Alicia Mandin, pemegang gelar juara dunia renang gaya dada 50 meter.

Seperti Pereira-Leal, Mandin yang menderita epilepsi dan disleksia, mengungkapkan renang adalah pelariannya.

"Anda perlu menyingkirkan kemarahan Anda."

Olahraga juga membatu Mandin mengubah karakternya, dari seorang remaja yang kurang percaya diri menjadi seseorang yang sekarang bisa berbicara santai. "Ia bahkan yakin bisa menjadi juara," ungkap Sebire.

Sementara itu, menurut Drapeau, target para atlet di London bukan hanya berpatisipasi, namun juga menjadi juara.

Meskipun kompetisi bagi para atlet dengan cacat intelektual kembali dimasukkan ke Paralimpiade, namun Direktur Umum Komite Olahraga dan Paralimpiade Prancis (CPSF) Gilles Johannet masih kecewa karena hanya 200 atlet yang diperbolehkan berkompetisi.

"Seperti tidak serius kalau hanya punya enam lawan dalam satu pertandingan cabang olahraga," pungkasnya.

Pewarta : -
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024