"Kami sudah melakukan pengkajian. Bangunan bungker itu merupakan peninggalan Pemerintah Belanda yang dibangun sekitar tahun 1939-1945," kata arkeolog BP3 Jateng, Muhammad Junawan, saat dihubungi dari Semarang, Selasa.

Junawan merupakan salah seorang anggota tim BP3 Jateng yang diterjunkan untuk mengumpulkan data lapangan hasil temuan bungker di RSUP dr Kariadi Semarang pada 28 Juni lalu, untuk memperkuat data laporan pihak RS tersebut.

Menurut dia, hasil pengkajian menyimpulkan bahwa, bungker yang ditemukan di areal RSUP dr Kariadi dibangun pada masa Perang Dunia II dalam rentang tahun tersebut dan pembangunan bungker-bungker pada masa itu memang marak.

Dari hasil kajian, kata staf Perlindungan BP3 Jateng itu, bungker itu memiliki ciri seperti bungker buatan Belanda karena aspek persiapan bangunan yang dilakukan secara matang, dari struktur dinding, lantai, dan atap.

"Berbeda dengan bungker Jepang yang biasanya tidak melakukan perencanaan bangunan seperti itu. Bungker Jepang lebih sederhana dan memanfaatkan kondisi alam, dan penguatan bangunan hanya dilakukan seperlunya," katanya.

Ia mengatakan, bungker Belanda yang dibangun pada masa Perang Dunia II memang dipersiapkan sebagai lubang persembunyian dan perlindungan dari serangan musuh yang dibangun di sekitar gedung pemerintahan dan fasilitas vital.

Ditanya keterkaitannya dengan RSUP dr Kariadi Semarang yang dibangun antara 1920-1925, ia mengatakan kemungkinan besar ada, apalagi ditemukan bekas akses jalan dari bungker menuju ke rumah sakit milik pemerintah itu.

"Setelah menyatakan bungker itu bangunan cagar budaya, pekerjaan kami selanjutnya adalah meneliti dan mengkaji lebih jauh bangunan itu. Apakah bungker itu berdiri sendiri, atau ada bangunan penyertanya," katanya.

Junawan mengatakan, bungker itu ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya karena memiliki nilai penting sebagai pengingat dan penanda peristiwa bersejarah masa Perang Dunia II, sehingga harus tetap dijaga kelestariannya.

"Kami akan memberikan rekomendasi ke RSUP dr Kariadi Semarang yang menyatakan bahwa, bungker yang ditemukan itu cagar budaya. Suratnya (rekomendasi, red.) sudah kami siapkan, rencananya dikirim lusa (12/7)," katanya.

Sebelumnya, pekerja proyek pengembangan RSUP dr Kariadi Semarang menemukan bungker saat mengepras bukit pada Minggu (24/6) di areal yang rencananya akan dibangun fasilitas instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).

Berdasarkan data BP3 Jateng, bungker itu memiliki tinggi mencapai tiga meter, panjang 4,12 meter, dan lebar 1,97 meter. Ketebalan dinding mencapai 42 centimeter, sementara pintu bungker memiliki tinggi 190 cm dan lebar 76 cm.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024