Purwokerto (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Cris Kuntadi menegaskan pentingnya kolaborasi pemerintah dan perguruan tinggi untuk memperluas kesempatan kerja bagi lulusan muda, terutama dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan nasional.

Saat menjadi pembicara kunci dalam seminar nasional bertajuk "Transformasi Pendidikan Dasar dan Menengah untuk Mendukung Visi Indonesia Emas 2045 dalam Program Asta Cita Presiden RI" di Auditorium Universitas Islam Negeri Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa, ia mengatakan Kemnaker terus membuka ruang kerja sama dengan dunia kampus guna meningkatkan kesiapan lulusan memasuki dunia kerja.

"Kami membuka diri untuk kolaborasi apa pun demi memperluas lapangan kerja dan menyiapkan tenaga kerja yang lebih berdaya saing," katanya.

Ia mengatakan mandat besar Kemnaker yang terkait pemenuhan hak warga negara atas pekerjaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, meskipun kementerian tersebut tidak secara langsung menciptakan lapangan kerja.

Oleh karena itu, kata dia, kemitraan dengan perguruan tinggi dianggap penting untuk mengatasi berbagai persoalan ketenagakerjaan, termasuk tingginya pengangguran terdidik.

"Lulusan perguruan tinggi justru yang paling banyak menganggur, sampai 6,2 persen. Ini tantangan serius yang harus diselesaikan bersama," katanya.

Kemnaker menyediakan sejumlah platform untuk mempermudah akses lulusan terhadap peluang kerja, seperti aplikasi Siap Kerja yang memuat lebih dari satu juta lowongan serta Magang Hub yang tahun ini membuka 100.000 slot pemagangan dan akan ditambah tahun depan.

Selain itu, Kemnaker menyiapkan pusat pelatihan dan sertifikasi melalui balai latihan kerja serta program Skill Hub untuk menutup kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan kemampuan lulusan.

"Kami ingin memastikan begitu lulus, para alumni tidak hanya bahagia saat wisuda, tetapi bahagia karena kesempatan kerja terbuka luas," katanya.

Cris yang pernah menjabat di berbagai posisi strategis di BUMN dan sektor transportasi itu, menekankan pentingnya peningkatan kompetensi teknis, kemampuan personal dan inpersonal, serta ketangguhan mental para lulusan.

Ia mencontohkan kebutuhan besar tenaga kerja terampil di Jepang, Korea, Hong Kong, hingga Timur Tengah yang membuka peluang bagi tenaga kerja Indonesia.

"Jangan pernah berhenti belajar, karena kehidupan tidak akan pernah berhenti mengajar. Kuncinya ketangguhan, terus mencoba meski berkali-kali ditolak," katanya.

Ia juga mendorong mahasiswa aktif berorganisasi sebagai wadah penguatan keterampilan personal dan inpersonal serta kepemimpinan.

Menurut dia, kemampuan komunikasi, integritas, serta kemampuan untuk memahami dan menganalisis informasi secara terstruktur (analytical thinking) perlu dimiliki untuk menjawab perubahan kebutuhan industri.

Ia mengapresiasi UIN Saizu yang telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kemnaker sebagai upaya penguatan link and match untuk menyelaraskan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.

Ia mengharapkan kemitraan tersebut dapat memperkuat kesiapan lulusan dan membuka peluang lebih luas di tingkat nasional maupun internasional.

"Kami berharap lulusan UIN Saizu dan perguruan tinggi lain semakin kompetitif dan siap bersaing. Pemerintah menyediakan fasilitasnya, kampus menyiapkan kualitasnya, dan mahasiswa berjuang dengan kemampuannya," kata Cris.



Baca juga: Kemnaker pastikan penyaluran BSU terus berjalan demi jaga daya beli

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025