Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjajaki kerja sama dengan Kamar Dagang Islam Tingkat Dunia (Connect Souq) untuk perdagangan komoditas kopi dan rempah.
Penjajakan kerja sama itu ditandai dengan kunjungan dari delegasi Connect Souq, dipimpin oleh Chairman Abdullah Hassan (Kuwait) ditemui oleh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, di Semarang, Selasa.
Delegasi lainnya, yakni Vice Chairman Salmaan Dalvi (Inggris), Leadership Team Parvez Hamduley (Uni Emirat Arab), Head of Spice Business Franchise Noor Ahmed (India), Imran Ahmed dan perwakilan dari Indonesia Abdul Wahid Maktub.
Taj Yasin menjelaskan bahwa Connect Souq bermaksud membuka peluang kerja sama dengan Pemprov Jateng untuk mengangkat potensi produk lokal ke pasar dunia.
Terlebih lagi, organisasi tersebut memiliki jaringan investor atau pengusaha Muslim yang besar di berbagai negara.
"(Pengusaha) dari beberapa negara ingin investasi ke Jawa Tengah. Tentang produk-produk seperti kopi, hingga (rempah) jahe," kata Gus Yasin, sapaan akrabnya.
Menurut dia, biji kopi dari Jateng memiliki kualitas yang bagus, namun masih butuh promosi yang masif untuk meningkatkan penjualannya.
Rencananya, para pengusaha tersebut akan meninjau secara langsung produksi kopi di Jateng, kemudian ingin mengekspornya ke pasar Amerika.
Dalam kesempatan itu, putra mendiang ulama KH Maimoen Zubair itu juga menawarkan potensi komoditas kelapa di wilayahnya untuk dijual di berbagai negara.
Sementara itu, Chairman Connect Souq Abdullah Hassan mengatakan bahwa peluang pasar kopi asal Indonesia dan Jateng, khususnya begitu besar.
Saat ini, kopi Indonesia hanya menguasai 5 persen pasar dunia, padahal menjadi produsen kopi terbesar keempat di dunia.
"Saya pikir ada peluang untuk meningkatkannya. Caranya adalah dengan membuka pasar baru. Dan Connect Souq ini ada di 40 negara," kata Hassan yang juga pengusaha kedai kopi di Amerika Serikat.
Ia mengaku akan serius membawa komoditas kopi asal Jateng ke AS, dan bersama anggota Connect Souq yang lain, juga akan mencarikan pasar ke negara lain seperti Inggris, Italia, hingga Jerman.
Dengan semakin banyak membuka pasar baru, kata dia, diharapkan akan meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) Jateng.
Perwakilan Connect Souq Indonesia, sekaligus mantan diplomat yang berpengalaman enam tahun di Timur Tengah Abdul Wahid Maktub mengatakan, tujuan kedatangan Connect Souq ingin menyampaikan besarnya potensi komoditas dari Indonesia, salah satunya kopi.
"Kita hanya mengekspor bahan mentah, keuntungannya sedikit. Oleh karena itu, bagaimana kalau Indonesia itu lebih kreatif dan lebih produktif (pengolahannya)," katanya.
Rencananya, Connect Souq juga akan bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Jateng untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM).