Semarang (ANTARA) - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah mengingatkan bahwa program sekolah gratis yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang harus tetap memperhatikan mutu dan kualitas pembelajaran.
"Jangan gratis dalam pengertian dibiayai hanya sebatas bisa operasional. Saya berharap bisa menjadi sekolah yang bagus," katanya di sela-sela peletakan batu pertama pembangunan SD Islam Supriyadi 2 Semarang, Sabtu.
Ia mengapresiasi program sekolah swasta gratis yang membantu masyarakat untuk mengakses pendidikan, serta membantu sekolah dalam pembiayaan pendidikan.
Dalam program sekolah swasta gratis, biaya pendidikan ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sehingga peserta didik tidak dibebani biaya.
Namun, kata dia, pembiayaan yang ditanggung APBD harus mencakup pemenuhan seluruh standar untuk menjamin mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut.
Diakuinya, ada sekolah-sekolah swasta yang menerapkan standar lebih tinggi dibanding sekolah lain sehingga anggaran yang disiapkan untuk program sekolah gratis tentu tidak cukup.
Karena itu, kata anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI itu, biaya pendidikan di sekolah-sekolah swasta unggulan semacam itu tidak bisa digratiskan, melainkan diringankan jika dimasukkan dalam program sekolah gratis.
"Misalkan nanti pemkot mau mengadakan dan kami juga diminta untuk menerima, ya saya berharap untuk mengurangi. Kalau memang cukup, silakan dibayari semuanya, tapi kalau tidak, ya itu namanya membantu. Karena standar sekolah saat ini masih berbeda-beda," katanya.
Muhdi yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al-Falah yang menaungi sekolah tersebut mencontohkan dari jumlah guru yang dimiliki cukup banyak sehingga pembiayaannya juga besar.
"Total guru di sini 38 orang, belum lagi pendukung-pendukung untuk 'softskill', ada ekstra banyak sekali, mulai seni, olahraga. Dibandingkan dengan sekolah lain yang gurunya kadang enggak ada 10 orang, kan beda," katanya.
Sementara itu, Kepala SD Islam Supriyadi 2 Semarang Karsono menyebutkan jumlah total peserta didik saat ini tercatat sebanyak 485 siswa, mulai kelas I sampai VI.
Ia menjelaskan pembangunan itu merupakan upaya pengembangan saya tampung sekolah yang direncanakan berupa bangunan tiga lantai dengan 12 kelas, termasuk laboratorium, perpustakaan, dan aula.
Pembangunan gedung itu, kata dia, ditargetkan rampung pada Mei 2026 sehingga pada tahun ajaran baru sudah bisa menerima siswa baru.
Dengan keberadaan gedung baru itu, SD Islam Supriyadi 2 Semarang nantinya diharapkan bisa menampung sebanyak 700 siswa atau dua kali lipat dibandingkan kapasitas saat ini.