Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengajak aparatur sipil negara (ASN) menjadikan inovasi sebagai budaya kerja berkelanjutan yang menjiwai setiap tugas pelayanan publik dan menjadi motor pembaruan birokrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
“Inovasi-inovasi yang lahir dari saudara-saudara semua bukanlah milik pribadi, melainkan milik organisasi. Oleh karena itu, tanggung jawab pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan inovasi tersebut berada pada OPD (Organisasi Perangkat Daerah) masing-masing,” katanya saat menutup Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II serta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan III dan IX Kabupaten Banyumas hasil kerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah, di Pendopo Si Panji Purwokerto, Banyumas, Senin.
Ia mengingatkan agar inovasi tidak berhenti hanya karena pejabat penggagasnya mengalami mutasi, rotasi, atau promosi.
Sebaliknya, kata dia, peningkatan karier justru harus menjadi momentum untuk memperluas dampak inovasi dan menularkan praktik baik ke unit kerja baru.
“Pemerintah Kabupaten Banyumas akan terus mendukung pengembangan inovasi, digitalisasi pelayanan publik, dan peningkatan kapasitas ASN. Kami berharap kepala OPD memastikan hasil inovasi pelatihan ini benar-benar terintegrasi dalam rencana kerja dan evaluasi kinerja tahunan,” katanya menegaskan.
Ia juga menyampaikan visinya menjadikan Banyumas sebagai laboratorium inovasi pelayanan publik daerah yang terus melahirkan solusi kreatif, efektif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
“ASN Banyumas harus berkarakter sebagai pelayan, pembelajar, dan penggerak perubahan, serta selalu menerapkan nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam setiap pelaksanaan tugas,” kata Bupati.
Dalam kesempatan itu, salah seorang peserta terbaik PKA Angkatan II yang kini menjabat sebagai Camat Somagede, Misnuraini memaparkan inovasinya berupa aplikasi “E-Link Mas” (Elektronik Layanan Integrasi Teknis Banyumas), sistem layanan daring untuk berbagai perizinan teknis lingkungan seperti pemenuhan baku mutu air limbah, limbah B3, dan emisi.
“Amdal memang sudah online (daring), namun kami melengkapi dengan layanan teknis sebelum Amdal melalui website DLH. Ini aplikasi pertama di Indonesia,” kata dia yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas.
Meskipun sudah berjalan dengan baik, dia mengharapkan aplikasi tersebut terus digunakan dan dikembangkan agar semakin memudahkan pelaku usaha mengurus perizinan di Banyumas.
“Semoga terus bermanfaat dan bisa digunakan untuk jangka panjang,” katanya.
Sementara dalam laporannya, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Banyumas Eko Prijanto mengatakan dari masing-masing angkatan pelatihan, 30 peserta berhasil lulus dengan predikat memuaskan dan sangat memuaskan.
Akan tetapi, satu peserta PKA Angkatan II tidak dapat menyelesaikan pelatihan karena meninggal dunia sakit pada 2 Juli 2025, yakni Diah Rapitasari yang baru menjabat sebagai Camat Karanglewas sejak 10 Juni 2025 setelah dimutasi dari jabatan lama sebagai Camat Gumelar.
“Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Banyumas memberikan penghargaan anumerta “Pangrasa Adiluhung” sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan keteladanan almarhumah selama bertugas,” katanya.
Eko mengatakan tiga peserta terbaik dari masing-masing angkatan pelatihan kepemimpinan tahun 2025, yakni PKA Angkatan II terdiri atas Hendriarto Wigunawan (Dinas Komunikasi dan Informatika), Misnuraini (Kecamatan Somagede), dan Ani Widosari (Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM).
Selanjutnya PKP Angkatan III terdiri atas Fathon Nur Azis (Badan Pendapatan Daerah), Ika Prihrahayu (Inspektorat Daerah), dan Atmarananda Wijaya (Satuan Polisi Pamong Praja) serta PKP Angkatan IX terdiri atas Wartono (Dinas Kesehatan), Widi Purwaningtyas (Kecamatan Purwokerto Utara), dan Fitriyatni (Kecamatan Kemranjen).
Baca juga: Dapur SPPG Polresta Banyumas merawat gizi anak lewat sajian aman