Cilacap (ANTARA) - Dewan Pengurus Cabang Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengharapkan media massa, khususnya televisi nasional, dapat lebih bijak dan profesional dalam mengangkat isu-isu terkait dunia pesantren serta keagamaan.
Ketua DPC IPI Kabupaten Cilacap Drs K AF Maftukhin MH di Cilacap, Rabu, mengatakan harapan itu disampaikan menyusul penayangan program di salah satu televisi swasta nasional pada Senin (13/10).
Menurut dia, DPC IPI Kabupaten Cilacap menyesalkan sekaligus memprotes tayangan tersebut karena dinilai telah menyinggung dan melecehkan dunia pesantren karena menampilkan salah satu pesantren besar dan tua di Indonesia secara tidak proporsional.
“Kami menilai program itu telah benar-benar melecehkan dunia pesantren. Kami berharap media dapat mengedepankan prinsip jurnalisme profesional yang mendidik, santun, beradab, saling menghargai, dan menyejukkan warga bangsa," katanya menegaskan.
Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya di Kabupaten Cilacap, agar tidak terpengaruh oleh tayangan tersebut, terutama yang berkaitan dengan citra pesantren dan nilai-nilai keagamaan.
Selain meminta pihak televisi swasta nasional tersebut menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan bertanggung jawab atas dampak tayangan tersebut, kata dia, IPI juga mendorong aparat terkait mengusut jika ditemukan pelanggaran hukum dalam proses produksi maupun penyiarannya.
Terkait dengan hal itu, dia mengajak media massa untuk tetap menjadi sarana edukasi publik yang mencerdaskan dan memperkuat nilai kebangsaan.
“Media memiliki peran penting dalam membangun harmoni sosial. Kami berharap setiap tayangan mampu menumbuhkan rasa saling menghormati dan menjaga muruah lembaga pendidikan keagamaan," kata Maftukhin.
Baca juga: PWNU DKI desak Trans7 tayangkan permohonan maaf selama tujuh hari di "prime time"