Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang mengandalkan kerja sama antar-daerah untuk menjaga stabilitas harga berbagai kebutuhan masyarakat karena kota itu sebagai daeran non-penghasil.
Wali Kota Magelang Damar Prasetyono di Magelang, Jumat, mengatakan kerja sama antar-daerah yang sudah terjalin dengan kota setempat itu, antara lain Boyolali, Purworejo dan Kabupaten Magelang, serta akan diperluas dengan Temanggung, Wonosobo, dan Kabupaten Semarang.
"Untuk mendukung KAD (Kerja sama antar-daerah), Kota Magelang perlu membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Milik Petani (BUMP). BUMP memperkuat petani di tingkat mikro, sementara BUMD berperan sebagai pengatur pasar dan stabilisator makro,” ujarnya dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang.
Ia mengatakan hal itu saat pertemuan tingkat tinggi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Magelang di Ruang Sidang Lantai 2, Kantor Pemkot Magelang dihadiri, antara lain Wakil Wali Kota Magelang Sri Harso, Sekda Hamzah Kholifi, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jateng Gunawan Wicaksono, jajaran pejabat forkopimda, Bulog, dan seluruh kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Selain itu, pemkot akan memperluas Toko Kendali/TPID di pasar tradisional yang hingga saat ini baru di Pasar Rejowinangun, sedangkan pada 2026 didukung fasilitas tambahan dari BI Jateng.
Pada kesempatan ini, ia memberi arahan kepada OPD, antara lain memperkuat gerakan menanam dan pangan murah, pemantauan harga dan stok harian, memperluas peran BUMD, subsidi air minum PDAM, kredit murah tiga persen dari BPR Bank Magelang, serta alokasi anggaran dan bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Dengan sinergi TPID, OPD, BUMD, BUMP, dan dukungan BI, inflasi di Kota Magelang dapat terkendali dan kesejahteraan masyarakat terjaga,” katanya.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kota Magelang Chrisatrya Yonas Nusantrawan Bolla mengatakan TPID setempat berkomitmen menjaga inflasi tetap terkendali melalui koordinasi lintas sektor.
Penguatan KAD dan pembentukan lembaga ekonomi pangan seperti BUMP dan BUMD, ujarnya, akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga.
Langkah konkret TPID Kota Magelang yang telah dilakukan bukan hanya menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi, tetapi juga memastikan masyarakat mendapat akses pangan dengan harga terjangkau.
Sekretaris Daerah Kota Magelang Hamzah Kholifi pada kegiatan Capacity Building Optimalisasi Peran BUMD/BUMP dalam Mendukung Ketahanan Pangan Jawa Tengah di Hotel Atria Kota Magelang, Kamis (18/9) mengatakan pentingnya pembentukan BUMD pangan dan BUMP sebagai instrumen strategis pengendalian inflasi.
Kerja sama antar-daerah, katanya, akan efektif apabila pemerintah daerah memiliki badan usaha yang berfungsi sebagai penerima barang sektor pangan.
Ia mengatakan BUMD bertindak sebagai pengatur pasar dan stabilisator makro, sedangkan BUMP memperkuat posisi petani di tingkat mikro.
"Sinergi keduanya akan memastikan pasokan terjaga, harga stabil, distribusi lebih pendek, dan inflasi terkendali,” ujarnya.
Ia memerintahkan TPID Kota Magelang mengkaji pembentukan BUMD dan BUMP, memberi penugasan pada BUMD yang ada sebagai stabilisator pangan serta memperkuat kelembagaan kelompok tani.