Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, melibatkan pemuda mengatasi krisis sampah karena pengelolaan sampah tidak lagi bisa dipandang sebagai urusan teknis semata, melainkan soal keberlanjutan hidup.
Ini sejalan dengan target nasional pengurangan sampah 30 persen dan penanganan 70 persen pada 2025. Sementara itu, karang taruna di berbagai kelurahan mampu mengelola bank sampah, mengurangi timbunan, sekaligus menambah pendapatan warga.
"Pelatihan sekolah sampah diadakan setidaknya empat kali dalam setahun, dengan peserta yang berbeda setiap triwulan," katanya.
Wali Kota Magelang Damar Prasetyono di Magelang, menyampaikan pemuda turut berperan dalam mengatasi krisis sampah itu. Kelompok ini bukan hanya jumlahnya dominan, tetapi juga mempunyai kreativitas tinggi, terbiasa berinovasi, dan dekat dengan teknologi informasi.
"Dengan satu postingan atau gerakan, pemuda bisa menyebarkan pengaruh luas, dari ajakan memilah sampah hingga membangun gaya hidup hijau,” katanya saat membuka Sekolah Sampah di Balai RW 2 Kelurahan Wates, Rabu.
Ia mencontohkan, program Adiwiyata yang melahirkan kader lingkungan di sekolah serta karang taruna yang berhasil mengelola bank sampah. Pemkot Magelang juga memiliki Peraturan Wali Kota Nomor 30 Tahun 2019 tentang Kebijakan Strategi Daerah (Jakstrada) Pengelolaan Sampah.
"Saya percaya, solusi kreatif yang mampu mengubah wajah pengelolaan sampah justru akan lahir dari pemuda," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang Mahmud Yunus, menjelaskan sekolah sampah adalah program yang bertujuan untuk melibatkan pemuda sejak usia dini, mulai dari SD hingga SMA, dalam upaya pengelolaan sampah.
Para peserta, yang terdiri dari anggota karang taruna dan pelajar SMP, dilatih untuk memilah sampah dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan sampah di berbagai lingkungan, termasuk sekolah, rumah dan lingkungan sekitar.
Lokasi pelatihan dipilih langsung ke kelurahan-kelurahan agar peserta dapat melihat langsung manfaat dari pengelolaan sampah, seperti yang telah dilakukan di Jambon Gesikan dan Wates.
Ia menyampaikan, materi pelatihan meliputi motivasi, pembuatan biopori, pengolahan sampah menjadi maggot, dan budidaya ternak dengan pakan maggot. Fasilitator pelatihan berasal dari DLH, sehingga tidak memerlukan tenaga ahli dari luar.
Kota Magelang libatkan pemuda atasi krisis sampah
Wali Kota Magelang Damar Prasetyono berdiskusi dengan pemuda yang sedang mengikuti sekolah sampah di Magelang, Rabu (17/9/2025). ANTARA/HO - Pemerintah Kota Magelang
Wali Kota Magelang Damar Prasetyono berdiskusi dengan pemuda yang sedang mengikuti sekolah sampah di Magelang, Rabu (17/9/2025). ANTARA/HO - Pemerintah Kota Magelang