"Dampak tindakan yang represif dari polisi akan meningkatkan militansi buruh," kata Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea di Jakarta, Rabu.

Andi menyebutkan para buruh dengan kelengkapan alat peraga unjuk rasa seperti spanduk, poster dan bendera, telah memadati bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta Pusat.

Rencananya, para buruh akan berorasi di bundaran HI, kemudian berjalan kaki menuju Istana Presiden untuk menyampaikan aspirasi.

Usai menyampaikan aspirasi di Istana Presiden, para buruh akan mendatangi gedung DPR/MPR RI untuk menuntut anggota dewan menggagalkan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi.

Andi juga mengimbau para buruh tidak terprovokasi pihak luar, serta menjaga keamanan internal sehingga tidak ada penyusup yang masuk ke rombongan pengunjuk rasa.

"Kami akan tetap menjaga keamanan dan tidak akan merusak fasilitas umum," ujar Andi.

Sementara itu, Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menyiagakan 14.000 personel untuk mengamankan unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM.

Pihak kepolisian mendapatkan bantuan pengamanan unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM dari unsur TNI yang mengerahkan 15 satuan setingkat kompi (SSK).

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Untung S Rajab mengimbau elemen masyarakat menyampaikan pendapat di muka umum dengan cara yang santun dan tidak melanggar hukum.

Pewarta : -
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024