Semarang (ANTARA) - Asosiasi Ahli Falak Asia Tenggara (Southeast Asian Association of Islamic Astronomers/SAAIA) mempersiapkan keberangkatan ke Mekah untuk menyaksikan gerhana matahari yang diperkirakan jatuh pada 2 Agustus 2027
“Kejadian alam ini hanya bisa disaksikan setiap 100 tahun sekali. Karena itu para ahli falak se-Asia Tenggara sedang melaksanakan persiapan untuk melakukan observasi dan pengamatan langsung gerhana matahari total di Kota Suci Mekah sekaligus menunaikan ibadah umrah,” kata Ketua Asosiasi Ahli Falak Asia Tenggara (Southeast Asian Association of Islamic Astronomers/SAAIA) Prof Dr H Ahmad Izzuddin MAg.
Dia mengatakan hal itu usai melakukan penandatangan kerja sama (MoU) dengan Direktur PT Abu Bakar Berkah Tour (ABBA Tour) Semarang H Jumadi Sastradihardja SE M.Ak di Planetarium UIN Walisongo Semarang, Jumat (29/08/2025).
Penandatanganan kerja sama disaksikan Prof. Dr H Thomas Djamaluddin, MSc dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kasubdit Hisab Rukyat Kemenag RI Dr H Ismail Fahmi, Imah Noong Bandung/LFPBNU Drs H Hendro Setyanto MSi, Drs KH Slamet Hambali dari Lembaga Falak PBNU, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Walisongo Prof Dr KH Abdul Ghofur MAg. Hadir pula Dekan FSH UIN Makasar, Mataram, Surabaya, Cirebon, Lhokseumawe Aceh yang ada Prodi Ilmu Falak, Kepala Perwakilan BSI Semarang Ngalian Eko Widiarto, Pengurus ADFI Dr A Sifaul Anam, Dr Arif Royyani, Dr Nurkhanif, Ketua Mahad Aly Ilmu Falak Kudus, Ketua Mahad Aly Babakan Cirebon dan Lembaga Falak PWNU Jateng.
Setelah melakukan penandatanganan naskah kerja sama, para ahli falak mencoba kaca mata antiradiasi matahari yang akan digunakan dalam pengamatan gerhana matahari total secara langsung.
“Kami sudah menyiapkan ribuan kacamata dengan standar internasional,” katanya.
Fenomena Alam
Kiai Izzuddin yang juga pengasuh Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najah, Beringin Ngalian Semarang menjelaskan, gerhana matahari total yang akan terjadi 2 Agustus 2027 menjadi fenomena alam yang sangat menarik untuk dijadikan kajian ilmu falak.
“Apalagi peristiwanya ada di Kota Suci Mekah. Selain menarik dari kajian ilmu menarik pula dari kajian spiritual ibadah,” katanya.
Dia mengaku sudah melakukan survei dan pemetaan lokasi yang akan digunakan untuk pengamatan langsung gerhana matahari total di Kota Jeddah. Selain peralatan canggih yang disiapkan dibawa dari Indonesia ADFI juga menyiapkan lokasi untuk melakukan shalat gerhana matahari (Kusufus Syams).
“ADFI, Kementerian Agama RI dan ABBA Tour terus melakukan koordinasi dengan pihak Arab Saudi agar pelaksanaan pengamatan gerhana matahari total di Arab Saudi berjalan lancar. Bisa dibayangkan bagaimana gelap gelapnya Kota Suci Mekah beberapa menit saat gerhana matahari,” katanya.
Direktur PT Abba Tour H Jumadi Sastradihardja SE M.Ak mengatakan siap melaksanakan kegiatan tersebut. Karena ditargetkan kegiatan tersebut akan diikuti 3.000 orang lebih, pihaknya berusaha akan dicatat oleh MURI dan Leprid sebagai rekor umrah terbanyak di dunia. Izzuddin menjelaskan, pihaknya mempercayakan kegiatan tersebut kepada Jumadi Sastradihardja karena sudah berpengalaman menangani jamaah umrah dalam jumlah ribuan.
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Walisongo Prof Dr KH Abdul Ghofur MAg mengatakan, peristiwa gerhana matahari total pernah terjadi di Indonesia 11 Juni 1983.
“Kami menggandeng BSI untuk membantu skema tabungan umrah selama 12 hari sekaligus pengamatan gerhana matahari total atau melalui dana talangan,” kata Prof Ghofur.
Masyarakat umum yang ingin bergabung dalam kegiatan tersebut diharapkan bisa berkoordinasi melalui ADFI atau PT ABBA Tour Semarang.