Solo (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta mengembangkan inovasi Menara Focus untuk membantu siswa yang mengalami lambat belajar atau slow learner. 

Ketua tim mahasiswa Vio Arvendha dari Pendidikan Teknik Informatika di Solo, Jawa Tengah, Senin mengatakan para mahasiswa tersebut tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) LENTERA ZYLAND mengembangkan program inovatif untuk membantu siswa slow learner. 

Selain Vio, tim juga beranggotakan Rahadatul Aisy Tsamarah Ilyas dari Teknik Informatika, Suryani Elmaghfiroh dari Teknik Informatika, Ryani Dewi Nuraini dari Psikologi, dan Dhandy Hananthiyo Ardhy Putra dari Teknik Informatika.

Keberhasilan tim ini tidak lepas dari arahan dan dukungan dosen pendamping Siti Azizah Susilawati, S.Si., MP., Ph.D. 

Vio mengatakan program pengabdian dilaksanakan di SD Negeri Wiropaten sebagai mitra sasaran. Pengabdian ini berfokus pada peningkatan kemampuan numerasi melalui kegiatan Menara Focus yang menjadi sub-kegiatan yang dirancang khusus untuk melatih konsentrasi sekaligus pemahaman angka, serta konsep berhitung kepada siswa slow learner di sekolah tersebut.
 
“Dalam kegiatan ini siswa diajak untuk menyusun cup bergambar angka hingga membentuk sebuah menara sambil menghitung angka yang tersedia. Pendekatan ini membantu siswa menguasai konsep angka dan berhitung melalui aktivitas fisik yang menarik,” katanya.

Tim LENTERA ZYLAND berharap inisiatif ini tidak berhenti sebagai proyek sesaat. Harapan besarnya, metode pembelajaran ini dapat diadopsi secara lebih luas oleh para pendidik dan sekolah lain yang menghadapi tantangan serupa. 

“Kami berharap program yang dilaksanakan pada Jumat, 8 Agustus 2025 ini dapat menjadi model percontohan untuk pembelajaran inklusif. Ke depan, kami ingin terus mengembangkan modul-modul kreatif lainnya dan melatih para guru agar dapat mengimplementasikannya secara mandiri,” katanya.

Ia mengatakan respon para siswa terhadap program ini luar biasa positif. Mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi, terutama saat belajar menggunakan media modern dalam belajar berhitung menggunakan flash card berbasis Augmented Reality (AR). Menara Focus membantu siswa belajar dengan cara yang menyenangkan dan kontekstual. 
 
“Siswa sangat berantusias dalam belajar berhitung menggunakan AR dan menyusun angka. Metode ini mengubah persepsi belajar yang monoton menjadi sebuah petualangan yang seru dan interaktif,” kata salah satu anggota tim Suryani.

Pihak sekolah pun memberikan tanggapan yang sangat positif. Kepala sekolah SD Negeri Wiropaten, Sugiyono, S.Pd., menyatakan apresiasinya terhadap program Tim LENTERA ZYLAND. 

“Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa UMS dari tim LENTERA ZYLAND. Inovasi seperti Menara Focus dan penggunaan Augmented Reality ini benar-benar memberikan angin segar bagi kami,” katanya.

Menurut dia, dalam memotivasi siswa slow learner dalam pelajaran berhitung menjadi tantangan tersendiri. 

“Namun, melalui program ini kami melihat langsung antusiasme mereka meningkat. Belajar menjadi kegiatan yang mereka tunggu-tunggu,” katanya.

Inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi pembelajaran yang menyenangkan, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara mahasiswa, sekolah, dan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. 

Keunggulan utama dari program Menara Focus adalah pemanfaatannya sebagai pembelajaran kontekstual dengan menggabungkan aktivitas fisik seperti Menara Focus dengan teknologi AR. 

“Hasilnya, materi menjadi lebih mudah dipahami, menyenangkan dan interaktif, mengubah proses belajar menjadi permainan yang tidak membosankan serta dapat meningkatkan motivasi siswa,” katanya.

Untuk keberlanjutan, tim mahasiswa UMS ini telah mendokumentasikan seluruh metode dan materi dalam sebuah panduan yang dapat diakses oleh para guru. Dengan demikian, semangat dan manfaat dari LENTERA ZYLAND dapat terus berlanjut, memberikan dampak positif jangka panjang bagi pendidikan anak-anak slow learner dan mewujudkan lingkungan belajar yang ramah untuk semua.


Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025